tag:blogger.com,1999:blog-24597065044303176622024-02-21T17:20:12.692+07:00Muslimin AbdillaMuslimin Abdilla Family's Blog, to close up what we feelMuslimin-Abdillahttp://www.blogger.com/profile/10298518165638478242noreply@blogger.comBlogger78125tag:blogger.com,1999:blog-2459706504430317662.post-52722200210891489332020-09-02T21:20:00.005+07:002020-09-02T21:20:42.212+07:00Mie Jawa Legenda Pak Atim Jombang<p>Bicara tentang kuliner Jombang, maka sangat teledor, dan bisa saja "berdosa" menurut hukum culinary, jika kita meninggalkan nama-nama besar peletak tonggak makanan dengan masakan khas orang Jombang. Jenis menu masakan mungkin sama dengan wilayah lain, tapi ada rasa khas-nya, yang akan terekam dalam memori rasa bagi penggemarnya.</p><p>Apabila kita bicara sate kambing, jangan sekali-kali meninggalkan nama besar Pak Slamet. Jika bahas Rawon, singkirkan semua nama selain rawon Kamdina. Sedangkan untuk mie dan nasi goreng Jawa, tidak ada nama lain yang bisa diungkapkan selain nama besar Pak Atim. Untuk soto ayam, tentu nama Pak Loso yang akan bertengger di papan menu.</p><p>Nah... beberapa hari ini, saya betul-betul kangen dengan bau dan rasa mie Jawa Pak Atim. Nama legendaris yang menghiasai atmosfer kuliner mie dan nasi goreng khas Jombang, sejak masa penjajahan sampai akhir tahun 90-an. Jauh sebelum mie gerobak, yang rata-rata berbau Chinese food merajalela merambah kemana-mana bahkan sampai ke sendi-sendi perkampungan terkecil.</p><p>Bagi generasi yang tumbuh kembang paling akhir tahun 80-an, jika mau menikmati mie, maka alamat warung yang harus dituju adalah warung Mie dan Nasi Goreng Pak Atim, yang berada di kawasan "koplak-an" Pasar Legi Jombang. Saat ini berada di sekitar pasar kembang, yang berada di bagian barat Pasar Legi. Setelah Pasar Legi kebakaran pada tahun 1997, Pak Atim pindah ke jalan Merdeka Jombang, sekarang jalan Abdurrahman Wahid. Beliau meninggal pada tahun 2001.</p><p>Ndak tahu, 3-4 hari yang lalu, aroma mie Jawa Pak Atim semerbak memantik saraf perasa saya. Ndak tahu juga, darimana aroma itu berasal. Ini memang agak semacam klenik yang bisa saja terjadi dalam dunia culinary. Setelah merenung setengah semedi hampir 2 hari, akhirnya signal lokasi yang pernah terdeteksi masuk dalam pantauan ingatan berbunyi bahwa, pewaris tunggal mie Jawa Pak Atim saat ini masih berjualan. Ya... Pak Gun. Tapi semoga dia masih berjualan. Dia adalah pewaris yang menjadi anak ideologis masakan khas Pak Atim. Karena anak biologis Pak Atim sampai saat ini tidak ada yang mewarisi.</p><p>Masih terekam jelas dalam ingatan, Pak Gun ini, kala itu adalah pemuda yang memiliki job description mengipasi bara arang yang ada di bawa wajan Pak Atim, sekaligus membungkus mie pesanan yang dibawa pulang. Pak Atim sampai akhir hayatnya termasuk penganut paham anti api minyak tanah, apalagi api elpiji. Beliau selalu menggunakan arang untuk memasak mie dan nasi goreng. Sehingga masakannya betul-betul beraroma khas.</p><p>Setelah menuju lokasi berjualan Pak Gun, dimana sekitar 5 tahun yang lalu saya mengunjungi warungnya, hampir saja saya kecewa. Karena di lokasi tidak saya temukan. Tapi alhamdulillah, setelah tanya penjaga toko yang ada di sekitar lokasi, akhirnya ditunjukkan warung emper Pak Gun. </p><p>Pak Gun sebagai pewaris tunggal Pak Atim, saat ini berjualan di depan sebuah toko barat jalan, seberang barat Stadion Merdeka Jombang. Sekitar 50 meter dari lampu merah Stadion Merdeka. Bersama istri dan anak-anak saya mendatangi lokasi warungnya. Sebagai eks-asisten Pak Atim yang setia, rupanya Pak Gun dari sisi entertain kurang begitu menguasai. Sehingga warungnya terlihat kurang begitu menarik. Bisa dibilang sangat tidak layak untuk sebuah warung yang menyajikan masakan yang diwarisi dari seorang legenda.</p><p>Bahkan mungkin bagi gen-Z (generasi millenial), warung ini tidak akan pernah berada dalam list tempat jujugan, dibanding dengan kafe atau warung-warung yang ditata secara artistik, walau dengan sajian masakan yang rata-rata sangat amburadul dalam hal rasa.</p><p>Sampai saat ini, Pak Gun masih setia menggunakan api dari arang dalam memasak. Meskipun, dia tidak lagi menggunakan asisten untuk mengipasi arang. Saat ini, dia menggunakan kipas angin kecil untuk terus membarakan api arang. Saat masakan mulai mengepulkan asap, aroma mulai menyebar. Rasanya badan ini masih duduk di kursi kayu depan Pak Atim yang menghadap wajan di tahun 80-an. Aromanya masih sama. Mie Jawa khas Pak Atim.</p><p>Di masa pandemi wabah ini, sengaja saya tidak makan di tempat. Disamping lokasi yang menurut saya kurang nyaman, juga turut solidaritas dalam pencegahan penyebaran Covid-19. Agar heigenis juga (ini sih anjuran dokter), istri juga bawa mangkuk dari rumah. Sampai di rumah, saya betul-betul menikmati masakan mie Jawa khas Jombang sampai pilinan mie terakhir. Rasanya masih seperti dulu, namun ada sedikit yang berubah, tapi overall masih tetap seperti dulu. Bagaimana ya... saya itu paling sulit jika diminta untuk mentashwir (menggambarkan) lezatnya sebuah makanan. Menurut Pak Gun, hampir semua tokoh Jombang jaman dulu pernah menikmati mie ini. (ma)</p>Muslimin-Abdillahttp://www.blogger.com/profile/10298518165638478242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2459706504430317662.post-40958788522098911812018-08-02T18:31:00.001+07:002018-08-02T18:31:17.832+07:00Menggerakkan Ranting dan Anak Ranting NUKita ketahui bersama bahwa, Ranting dan Anak Ranting adalah struktur paling bawah organisasi (jamiyah) Nahdlatul Ulama. Sebagai struktur paling bawah, tentu Ranting dan Ranting merupakan khusus (khos). Sedangkan semua struktur di atasnya merupakan struktur yang lebih umum (ammah).<br />
<br />
Lebih khusus, karena yang dikelola atau diurusi sangat khusus. Dari sisi wilayah sangat tertentu (khusus), dari sisi orang-orangnya juga tertentu dan, jelas orang-orangnya per-kepala. Persoalan atau kepentingannya-pun tidak berisfat umum, tetapi juga tertentu (khos) bagi orang-orang tersebut.<br />
<br />
Terkait dengan hal ini, ada Qaidah Fiqh yang mengatakan:<br />
<br />
الولاية الخاصة اقوى من الولاية العامة<br />
<br />
Kekuasaaan dalam wilayah tertentu (khos) lebih kuat daripada kekuasaan dalam wilayah yang lebih luas (umum).<br />
<br />
Struktur Ranting dan Anak Ranting sebagai bagian dari struktur organisasi yang paling bawah, merupakan struktur yang lebih khusus daripada struktur di atasnya (MWCNU, PCNU, PWNU dan PBNU. Karena itu, posisi Ranting dan Anak Ranting lebih kuat daripada struktur yang ada di atasnya.<br />
<br />
Bangunan struktur Ranting dan Anak Ranting ini menjadi penopang utama dari organisasi Nahdlatul Ulama. Jika topangan utama ini runtuh, maka organisasi Nahdlatul Ulama bisa goyah. Layaknya tubuh, Ranting dan Anak Ranting merupakan jantung organisasi. Sementara yang memberikan nutrisi kepada jantung ini adalah lembaga pengkaderan utama Nahdlatul Ulama, yaitu Pondok Pesantren.<br />
<br />
Agar organisasi Nahdlatul Ulama bisa terus bergerak secara riil dan kongkrit, tidak hanya politis, maka jantung organisasi harus digerakkan. Pertanyaannya, bagaimana menggerakkan Ranting dan Anak Ranting.<br />
<br />
Berbeda dengan upaya menggerakkan struktur MWC atau PC, dengan membuat program strategis dalam jangka waktu 5 tahunan, kemudian diturunkan menjadi kegiatan-kegiatan sebagai upaya untuk menggerakkan struktur yang ada di bawahnya. Menggerakkan Ranting dan Anak Ranting dilakukan secara intensif untuk menjawab kebutuhan (to fulfill the need) atau menyelesaikan masalah (to solve the problem) dengan pendekatan komunitas.<br />
<br />
Dalam prakteknya bisa dilakukan dengan melakukan identifikasi masalah melalui pertemuan anggota Ranting atau Anak Ranting. Di sinilah letak lebih khususnya struktur Ranting atau Anak Ranting. Yang dihadapi langsung anggota (per-orang). Berbeda dengan MWC ke atas. Pertemuan tersebut mengidentidikasi semua kebutuhan atau masalah yang dihadapi bersama. Dari berbagai kebutuhan atau masalah yang ada, dipilih yang paling mungkin untuk dijawab atau diselesaikan segera secara bersama.<br />
<br />
Kemudian, masalah apa saja? Semua masalah. Disinilah irisan (bertemunya) berbagai masalah yang selama ini berusaha diselesaikan Lembaga-lembaga di PC atau MWC. Di tengah-tengah warga, masalah tidak dibeda-bedakan. Mungkin selema ini, hanya di Lembaga-lembaga, baik MWC, PC, PW atau PB masalah disesuikan dengan bidang kerja Lembaga masing-masing. Baik masalah sosial, pendidikan, agama, kesehatan, ekonomi atau hukum.<br />
<br />
Warga NU tidak melihat dan tidak peduli apakah masalahnya akan dibantu diselesaikan oleh Lembaga Perkonomian, Lembaga Pendidikan, Lembaga Kajian dan SDM, Lembaga Hukum atau Lembaga Zakat. Yang penting adalah masalah terseleaaikan atau kebutuhan terpenuhi.<br />
<br />
Setelah kebutuhan atau masalah yang akan dipenuhi atau diselesaikan sudah disepakati, selanjutnya membuat rencana bagaimana upaya memenuhi dan menyelesaikan akan dilakukan. Dalam perencanaan ini disepakatilagi secara bersama: apa kegiatan yang akan dilakukan, siapa yang akan memimpin (koordinator), kapan dan dimana akan dilakukan, bagaimana kegiatan dilakukan, siapa saja yang dilibatkan dan berapa biaya yang dibutuhkan.<br />
<br />
Pertanyaan lanjutan, darimana sumberdaya (orang, tempat, dana dan lain-lain) yang dibutuhkan dipenuhi? Tentu, karena ini kebutuhan warga dan masalah warga, maka semua sumberdaya yang dibutuhkan dari warga. Semua harus memberikan kontribusi, baik tenaga, fasilitas atau dana.<br />
<br />
Saat sudah dilaksanakan, jika berjalan secara reguler dalam jangka waktu tertentu, maka dibutuhkan kegiatan monitoring. Kegiatan monitoring ini untuk memastikan kegiatan dijalankan sesuai dengan rencana, baik waktu, tempat, orang, proses dan biaya.<br />
<br />
Di akhir kegiatan, perlu dilakukan evaluasi, dengan melihat apakah kegiatan sudah bisa mencapai tujuan dalam perencanaan dan, apa dampak yang terjadi dari pelaksanaan kegiatan tersebut.<br />
<br />
Agar upaya menggerakkan Ranting atau Anak Ranting ini bisa berjalan dengan baik, maka program atau kegiatan MWC sebagai struktur yang berfungsi koordinatif ke Ranting atau Anak Ranting, harus diupayakan mengarah pada melayani (mendampingi) Ranting atau Anak Ranting. Sementara organisasi yang ada di atasnya lagi (PC) menyusun program/kegiatan pada upaya memperkuat MWC agar memiliki kekuatan dalam melayani Ranting atau Anak Ranting. (Muslimin Abdilla)Muslimin-Abdillahttp://www.blogger.com/profile/10298518165638478242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2459706504430317662.post-15899141285242932612018-06-23T19:54:00.000+07:002018-06-23T19:57:02.535+07:00Keramatnya NU<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Jamiyah Nahdlatul Ulama itu memiliki keramat. Demikian disampaikan KH Abd Nashir Fattah Tambakberas, cucu KH Bisri Syansuri Denanyar. Pernyataan tersebut dinukil dari guru Kiyai Nashir, yaitu KH Maimun Zubair Sarang.<br />
<br />
Bukti NU memiliki keramat dapat dilihat dari perjalanannya. Banyak pengurus NU yang terlihat memiliki keramat, tetapi dalam kenyataannya, bukan orang-perorang pengurus NU tersebut yang memiliki keramat. Karena ada beberapa pengurus NU yang memiliki keramat yang cukup besar saat menjadi pengurus. Namun setelah tidak lagi menjadi pengurus keramatnya ikut meredup. Kiyai Nashir tidak menyebutkan siapa-siapa saja orang tersebut. Inilah bukti bahwa, keramat itu dimiliki NU sebagai jamiyah.<br />
<br />
Sementara, dalam kesempatan yang berbeda, Agus M. Zaki Tebuireng, cucu Hadratus Syech KH Hasyim Asyari, saat ditanya, apa keramatnya Hadratus Syech? Dia menjawab bahwa, keramatnya Hadratus Syech salah satunya yang paling besar adalah Nahdlatul Ulama. Tentu, menurutnya juga sebagai keramatnya para pendiri Nahdlatul Ulama yang lain.<br />
<br />
Menurut syaikh Zainuddin Abdurrauf al Munawi, dalam kitabnya, al Kawakib al Durriyah, karomah adalah peristiwa luar biasa yang dikaruniakan oleh Allah SWT kepada para wali-Nya. Berkaitan dengan hal ini, ulama Ahlussunnah wal Jamaah bersepakat bahwa, karomah itu ada. Karomah inilah yang dalam tutur Jawa atau Indonesia dikatakan sebagai keramat. Kenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti suci dan dapat mengadakan sesuatu di luar kemampuan manusia biasa karena ketakwaannya kepada Tuhan (tentang orang yang bertakwa).<br />
<br />
Menurut Syech al Munawi, dalam kitab yang sama, salah satu keramat yang diberikan kepada para wali salah satunya adalah Allah menghancurkan orang yang menghendaki keburukan pada mereka.<br />
<br />
Yang dicontohkan dalam kitab tersebut adalah ada seorang wali yang berdesakan dengan seseorang, lalu dia menampar wajah sang wali. Tiba-tiba tangannya terlepas bersama dengan pukulan itu. Padahal tidak ada niatan dari sang wali untuk membalas. Sang wali hanya menyatakan, aku tidak menghendakinya, tapi Allah SWT yang memiliki anggota tubuh itu yang cemburu.<br />
<br />
Jika disambungkan dengan konteks saat ini, dan sejak Nahdlatul Ulama didirikan, dimana banyak orang atau golongan yang menghendaki keburukan kepada Nahdlatul Ulama, pada akhirnya, orang atau golongan itu sendiri yang mengalami kehancuran. Ada beberapa peristiwa dalam sejarah Indonesia, orang atau golongan yang berusaha menghancurkan Nahdlatul Ulama, pada akhirnya mereka sendiri yang hancur. Yang dicontohkan Syaikh al Munawi adalah satu orang wali, padahal di Nahdlatul Ulama ada banyak sekali wali Allah yang membentengi.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Wallahu a’lam bisshowab. (ma)</div>
Muslimin-Abdillahttp://www.blogger.com/profile/10298518165638478242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2459706504430317662.post-20055040512449970912018-06-11T03:45:00.002+07:002018-06-11T03:45:50.088+07:00Dakwah Sosial Bil Ahwal<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Mengajak untuk berbuat baik. Mengajak untuk bertaqwa kepada Allah SWT. Mengajak untuk menjalankan perintah-perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Ini salah satu definisi dakwah yang dibuat oleh salah seorang ulama salaf.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Selanjutnya bagaimana melakukan dakwah, selain hanya sekedar memberikan ceramah (bil aqwal), untuk mengubah kondisi buruk pelanggaran perintah Allah SWT dan menyelenggarakan larangan-larangan yang ditetapkan-Nya. Serta bagaimana perubahan terjadi, dari melanggar perintah Allah SWT dan melakukan larangan-Nya, yang muncul dari kesadaran penuh. Tidak muncul karena proses indoktrinasi.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Sementara ini, dakwah selalu melekat dengan pekerjaan berceramah ke sana ke mari. Kegiatan bagaimana agar masyarakat bisa memiliki kesadaran tidak membuang sampah di sungai, banyak yang menganggap sebagai bukan kegiatan berdakwah. Juga, kegiatan bagaimana agar kelompok masyarakat miskin memiliki akses ke lembaga-lembaga keuangan, belum dianggap sebagai kegiatan dakwah. Termasuk upaya membangun kesadaran bahwa, jika masyarakat miskin bisa kompak, maka mereka bisa menyelesaikan problem kemiskinannya, juga belum dianggap sebagai jalan dakwah.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Jika dihubungkan dengan makna dakwah di atas, kegiatan-kegiatan tersebut merupakan bagian dari perintah Allah SWT yang harus dilaksanakan dan larangan-Nya yang harus dijauhi. Karena perintah dan larangan tersebut, tidak terbatas pada ibadah individual, apalagi yang ritual, tetapi juga ibadah sosial yang manfaatnya dirasakan secara meluas (<em style="box-sizing: inherit;">mutaaddy</em>).</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Upaya menjalankan dakwah dalam lingkup ibadah sosial harus menggunakan pendekatan pengorganisasian masyarakat. Karena dakwah cara ini sentuhannya dengan masyarakat (orang banyak). Pendekatan ini mutlak dilakukan agar orang banyak bisa berjalan secara bersama dalam melakukan ibadah. Tidak sendiri-sendiri (individual)</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Pendekatan pengorganisasian masyarakat ini membutuhkan instrumen agar bisa berjalan dengan baik. Instrumen yang paling pokok adalah analisa kondisi masyarakat. Setiap orang yang akan melaksanakan dakwah sosial bil ahwal harus tahu kondisi masyarakat, yang jika dikategorikan berada dalam tiga dimensi. Yaitu dimensi sosial-budaya, ekononomi dan politik.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Dalam dakwah cara ini, keterlibatan (<em style="box-sizing: inherit;">participation</em>) masyarakat, yang menjadi medan dakwah, sangat dibutuhkan. Karena da’i tidak akan tahu secara riil kondisi masyarakat tanpa keterlibatan masyarakat semenjak dari awal si da’i memulai dakwahnya. Keterlibatan masyarakat, karena itu merupakan pra-syarat.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Agar keterlibatan masyarakat bisa muncul dengan baik sejak dari awal, maka positioning seorang da’i sangat diperlukan. Untuk membangun positioning yang baik, pertama-tama seorang da’i harus meminimalisir prasangka-prasangka (bias). Karena jika masih ada prasangka-prasangka ini, seorang da’i akan kesulitan mengetahui kondisi sesungguhnya masyarakat, terutama dalam tiga dimensi di atas.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Yang kami lihat selama ini, kegiatan-kegiatan yang dimaknai sebagai kegiatan dakwah oleh lembaga-lembaga dakwah, termasuk lembaga dakwah di lingkungan organisasi Nahdlatul Ulama, adalah kegiatan dakwah bil aqwal (ceramah dll). Kalaupun ada kegiatan dakwah bil ahwal, adalah seputar pada kegiatan keagamaan.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Semestinya, banyak kegiatan dakwah dalam bidang yang lain. Misalnya dalam bidang ekonomi dengan mendirikan lembaga ekonomi secara bersama-sama, baik lembaga pengadaan barang dan jasa atau lembaga keuangan, agar masyarakat, terutama yang selama sulit dalam mengakses sumberdaya ekonomi. Juga dalam bidang politik, misalnya bagaimana masyarakat bisa mengakses sumberdaya politik. Bagaimana masyarakat bisa terlibat dalam pengambilan keputusan publik, baik di tingkat desa atau di tingkat yang lebih tinggi.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Semua-nya yang tersebut membutuhkan pra-syarat organisasi. Karena itu pembangunan organisasi merupakan medan dakwah tersendiri. Karena tanpa organisasi yang baik, yang merupakan perantara (<em style="box-sizing: inherit;">wasilah</em>), maka upaya pencapaian perbaikan dalam dimensi-dimensi di atas tidak akan atau sulit untuk dicapai.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Untuk mewujudkan da’i dalam mesan dakwah ini, selanjutnya, dibutuhkan pendidikan khusus, dan pendidikan yang paling baik dilakukan adalah setelah para da’i melakukan kegiatan-kegiatan di masyarakat, sehingga berangkat dari pengalaman tersebut, para da’i bisa belajar. (ma)</div>
Muslimin-Abdillahttp://www.blogger.com/profile/10298518165638478242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2459706504430317662.post-53315707815147554242018-05-23T11:18:00.000+07:002018-05-23T11:18:06.463+07:00Bersepeda Malam Posoan, Untuk Apa Sih?Sudah sekian posoan (baca: bulan puasa Ramadhan) Jombang Bersepeda (Jombers) menginisiasi dan mengorganisir kegiatan bersepeda di malam hari (night riding).<br />
<br />
Pada posoan kali ini (1439 H), Jombers kembali mengorganisir kegiatan night riding. Sesuai dengan kesepakatan dalam rapat Jombers menjelang posoan tahun ini, Jombers akan menggelar night riding (19/05 dan 02/06). Tidak hanya night riding, tetapi juga ada kegiatan bagi takjil (Sabtu, 27/05) bagi beberapa orang yang ditentukan.<br />
<br />
Night riding pertama poson tahun ini, telah dilaksanakan pada Sabtu (19/05/2018). Destinasi yang dituju alon-alon Mojoagung, dan titik kumpul start di bundaran Ringin Contong.<br />
<br />
Kegiatan yang diikuti oleh sekitar 50-an pesepeda, dan berasal dari semua genre sepeda: MTB fullsus, MTB Federal, MTB hardtail, roadbike dan fixie tersebut, diberangkatkan tepat pukul 20.30 WIB, didahului penjelasan sedikit tentang tujuan dari pelaksanaan nightriding kepada semua peserta, dan doa bersama.<br />
<br />
Semua peserta yang sebagian besar melengkapi sepedanya dengan perlengkapan bersepeda malam, yaitu lampu depan dan lampu sign belakang, serta perlengkapan keselamatan lainnya (rompi reflektor, senter sign dan lain-lain) bisa mengikuti dengan senang gembira dan hore...<br />
<br />
Rute pergi dilalui melewati jalan besar dari Jombang (Ringin Contong) menuju Peterongan. Belok kiri menuju Sumobito, menyusuri jalan kabupaten yang segaris dengan rel kereta api dan kegelapan area persawahan yang sebagian titik sudah berdiri perumahan, yang mengganggu kesahduan bersepeda malam di tengah areal pertanian. Sesampai di Sumobito, rute belok kanan menuju alon-alon Mojoagung.<br />
<br />
Semua peserta terlihat enjoy menikmati malam di alon-alon Rosobo (nama old untuk Mojoagung). Ngopi, ngeteh, nyusu (eh!), ngudud menyelingi obrolan, gojlokan, obrolan ringan dan serius dan renungan di area kongkow alon-alon sebelah selatan.<br />
<br />
Saat komando pulang diumumkan, jam sudah menunjuk ke angka 23.00 WIB. Rute pulang dilewati menyusuri jalan Nasional Mojoagung-Jombang Kota. Semua orang tahu, jalan Nasional di Sabtu Malam Minggu, pasti dipenuhi kendaraan motor. Mulai yang roda dua, hingga yang beroda dua belas, bersumbu dua. Bersepeda di jalanan seperti ini, terbayang persinggungan antara T-Rex (bukan lagi buaya) dengan cicak. Kita sebagai cicak, seperti berjalan di antara kaki-kaki kekar T-Rex, dan siap dimangsa jika sedikit lengah. Harus selalu waspada.<br />
<br />
Setelah melewati jarak tempuh 35 Km pergi-pulang, akhirnya night riding hari itu bisa dilalui dengan selamat, damai dan hore...<br />
<br />
Sesuai yang disampaikan sesaat sebelum start bahwa, night riding kali ini, sebagaimana kegiatan-kegiatan bersepeda sebelumnya, adalah untuk melakukan kampanye bersepeda kepada semua orang. Bahwa bersepeda itu (1) sehat: melatih otot tubuh yang bisa meningkatkan imun tubuh, bikin awet muda, mengurangi stress, menambah rasa gembira dan, katanya meningkatkan libido (ehm...); (2) hemat: mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, dan secara finansial tidak boros; (3) bersih dan ramah lingkungan. Mengurangi plousi udara dan polusi suara.<br />
<br />
Selanjutnya, karena itu, bertujuan semua orang bisa menggunakan sepeda sebagai alat pergerakan. Selanjutnya lagi, jika lebih banyak orang yang bersepeda --sebenarnya, sebelum lebih banyak pun--, pembuat kebijakan dan aparat penegak kebijakan tentang jalan menyediakan sarana jalan bagi pesepeda, dan memberikan jaminan keamanan dan keselamatan di jalan, sesuai UU Lalu lintas yang sudah disahkan.Muslimin-Abdillahttp://www.blogger.com/profile/10298518165638478242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2459706504430317662.post-5659862854490885042018-05-23T11:16:00.002+07:002018-05-23T11:16:35.760+07:00Sholat Witir Itu Hanya Sekali Semalam<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Sholat witir adalah sholat sunnah rawatib yang <em style="box-sizing: inherit;">muakkadah</em> (dikukuhkan/dibiasakan oleh Nabi SAW(). Tidak hanya sekedar sholat rawatib <em style="box-sizing: inherit;">muakkadah</em>, sholat witir bahkan menjadi sholat rawatib yang paling utama. Demikian hasil kajian Syaikhul Islam Muhyidin Abu Yahya Zakariyah Al Anshory, yang terdokumentasikan dalam kitab Fathul Wahab.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Kesimpulan Syaikh Zakariyah tersebut berdasarkan Hadist Nabi SAW yang diriwayatkan dari Imam at Tirmidzy dan al Hakim, “Sesungguhnya Allah memberikan pertolongan kepada kalian dengan sholat yang lebih baik dibandingkan dengan kemerahannya binatang ternak, yaitu sholat witir”.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Sholat witir juga terbilang unik, jika dilihat dari kategori <a href="http://mualliminenamtahun.net/sholat-sunnah-ada-dua-pembagian/" style="background-color: transparent; box-sizing: inherit; color: #38b7ee; text-decoration-line: none; transition: background-color, color 0.2s linear;">sholat sunnah yang disunnahkan berjamaah</a> dan; yang tidak disunnahkan berjamaah. Karena sholat witir masuk ke dalam dua kategori tersebut sekaligus. Tidak disunnahkan berjamaah, jika dilakukan di luar bulan Ramadhan dan; disunnahkan berjamaah, jika dilakukan di bulan Ramadhan.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Dalam kitab yabg disebutkan di atas, Syekh Zakariyah menyampaikan bahwa, bilangan rakaat sholat witir paling sedikit 1 (satu) rakaat, dan paling banyak banyak 11 (sebelas) rakaat. Bagaimana jika ada seseorang yang mengerjakan sholat witir lebih dari 11 (sebelas) rakaat? menjawab masalah ini, dalam kitab tersebut, Syaikh mengutip sebuah Hadist Nabi SAW, yang diriwayatkan Imam al Daroquthny, menyatakan bahwa, jika seseorang mengerjakan sholat witir lebih dari 11 (sebelas) rakaat, maka sholat witir-nya tidak sah. Sebaliknya, jika sholat witir hanya dikerjakan 1 (satu) rakaat saja, maka hukumnya makruh.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Prosedur selanjutnya dalam mengerjakan sholat witir adalah: bagi orang yang menghendaki mengerjakan sholat witir lebih dari satu rakaat, boleh melanjutkan ke rakaat selanjutnya, dengan 1 (satu) kali tasyahud atau 2 (dua) kali tasyahud di 2 (dua) rakaat yang akhir. Namun dari keduanya ini, yang lebih utama yang pertama. Jika memang berkehendak melanjutkan ke rakaat selanjutnya (menjadi 2 atau tiga rakaat), maka tasyahud tidak boleh lebih dari 2 (dua) tasyahud.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Memisah rakaat sholat witir, dengan melakukan 2 (dua) rakaat dulu, kemudian dilanjutkan melakukan 1 (satu) rakaat, lebih utama (<em style="box-sizing: inherit;">afdhal</em>) daripada melanjutkan (menyambung) langsung 3 (tiga) rakaat.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Disunnahkan mengerjakan sholat witir sebagai sholat yang mengakhiri semua sholat malam. Terkait dengan ini, bagaimana dengan orang yang mengerjakan sholat witir berjamaah setelah melaksanakan sholat taraweh berjamaah di masjid atau musholla, kemudian dia tidur, dan bangun di sepertiga malam, lalu melakukan sholat tahajud. Apakah dia bisa melaksanakan sholat witir lagi? Menjawab problem ini, Syaikh Zakariyah menytakan dengan tegas bahwa, orang tersebut tidak diperkenankan mengulang sholat witir lagi. Pernyataan Syaikh Zakariyah ini digali dari Hadist Nabi SAW, “tidak ada dua sholat witir dalam satu malam”. Sholat witir hanya bisa dilakukan sekali dalam semalam. (ma)</div>
Muslimin-Abdillahttp://www.blogger.com/profile/10298518165638478242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2459706504430317662.post-22096899021262251782018-05-08T05:54:00.001+07:002018-05-08T05:54:54.332+07:00BELAJAR BERORGANISASI: LESSON LEARNED (4)<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Di dalam proses melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan program yang telah direncanan yang sudah diuraikan di <a href="http://mualliminenamtahun.net/belajar-berorganisasi-melakukan-monitoring-dan-evaluasi-2/" style="background-color: transparent; box-sizing: inherit; color: #38b7ee; text-decoration-line: none; transition: background-color, color 0.2s linear;">bagian 2 (dua)</a> dari tulisan ini, ada pertanyaan: Pelajaran apa yang bisa diambil?</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Pertanyaan tersebut merupakan salah satu pertanyaan penting, yang berguna untuk mengambil pelajaran (<em style="box-sizing: inherit;">lesson learned</em>) dari proses merencanakan dan melaksanakan program. Istilah lain dari mengambil pelajaran adalah mengambil hikmah.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Upaya mengambil pelajaran ini merupakan manifestasi dari prinsip belajar sepanjang hayat (<em style="box-sizing: inherit;">long live education)</em>. Kita mengenal maqolah “Tuntutlah ilmu sejak dari ayunan, sampai ke liang lahat”. Maqolah ini adalah anjuran untuk selalu belajar, sampai kapanpun. Sampai ruh meninggalkan jasad.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Sedangkan belajar yang paling baik adalah dengan mengalami. Karena dengan mengalami kita akan bisa memahami dengan baik, dan pemahaman tersebut bisa menjadi pelajaran. Dari segala hal yang telah kita alami bisa dipetik pelajaran-pelajaran. Pengalaman-pengalaman tersebut akan menjadi ilmu pengetahuan, jika mampu disusun (distrukturisasi) atau dikelola dengan baik.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Pengalaman dalam hidup sendiri, bisa dibedakan menjadi dua, yaitu pengalaman individual dan pengalaman sosial. Dari keduanya, yang ada keterkaitan dengan pembicaraan kita tentang organisasi adalah pengalaman sosial. Pengalaman bagaimana melaksanakan secara bersama-sama sebuah perencanaan yang dibuat secara bersama juga.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Pelajaran yang bisa dipetik (lesson learned) dari sebuah pelaksanaan kegiatan/program misalnya, “Keterlibatan anggota dalam sebuah kegiatan sangat tinggi, apabila semua anggota memahami tujuan/maksud dan teknis kegiatan pelaksanaan kegiatan. Pemahaman anggota ini karena mereka terlibat aktif sejak dari perencanaan”.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Pelajaran ini bisa dijadikan sebagai bahan pelajaran atau sebagai ilmu pengetahuan dalam menyusun perencanaan berikutnya bahwa, dalam penyusunan rencana harus benar-benar melibatkan anggota, jika ingin dalam pelaksanaan keterlibatan anggota sangat tinggi.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Ada banyak organisasi yang gagal mengambil pelajaran dari proses melaksanakan kegiatan. Hal ini bisa karena organisasi lebih mementingkan mencapai tujuan, daripada menjalankan proses berorganisasi. Tujuan mungkin saja bisa tercapai, tetapi jika prosesnya tidak melibatkan anggota organisasi, maka sesungguhnya tujuan tersebut tidak menjadi tujuan organisasi, dan yang lebih jauh secara organisasi bisa dikatakan gagal. (ma)</div>
Muslimin-Abdillahttp://www.blogger.com/profile/10298518165638478242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2459706504430317662.post-43121841516744402012018-04-30T06:21:00.002+07:002018-04-30T06:21:44.959+07:00Sholat Sunnah Ada Dua Pembagian<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Sholat sunnah (<em style="box-sizing: inherit;">sholat al nafl)</em> menurut Saikhul Islam Muhyidin Abu Yahya Zakariya al Anshori (w 925 H) terbagi menjadi dua, yaitu: (1) sholat sunnah yang tidak disunnahkan berjamaah dan; (2) sholat sunnah yang disunnahkan berjamaah.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Pendapat Imam Abu Yahya Zakariyah al Anshori yang dituliskan dalam kitab Fathul Wahab ini, didukung Syech Zainudin al Malibary (w 972 H) yang mendokumentasikan pendapatnya dalam kitab Fathul Muin.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Bahkan dalam membuka diskusi tentang sholat sunnah ini, Syech Zainudin membicarakan panjang lebar tentang sholat sunnah. Menurutnya, secara etimologis <em style="box-sizing: inherit;">al naflu</em> (sunnah) bermakna tambahan (<em style="box-sizing: inherit;">al ziyadah</em>). Sedangkan secara terminologi syara’, <em style="box-sizing: inherit;">al naflu</em> (sunnah) berarti mendapat pahala jika dikerjakan, dan tidak masalah (tidak mendapat ancaman sangsi hukuman) jika ditinggalkan.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Lebih lanjut Syech Zainudin menyampaikan bahwa, term <em style="box-sizing: inherit;">al naflu</em> juga biasa disampaikan (ditulis) dengan term <em style="box-sizing: inherit;">tathawu’, sunnah, mustahab </em>dan<em style="box-sizing: inherit;"> mandub.</em></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Dari sisi pahala, melaksanakan sholat sunnah, pahalanya jauh di bawah melaksanakan sholat fardlu. Syech Zainudin mengatakan pahala sholat fardlu lebih utama 70 (tujuh puluh) derajat daripada sholat sunnah. Hal ini sesuai dengan Hadist Nabi SAW yang diriwayatkan Ibn Huzaimah.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Terkait dengan dua pembagian, diutarakan sebagai berikut: Sholat sunnah yang tidak disunnahkan berjamaah, adalah sholat sunnah <em style="box-sizing: inherit;">rawatib</em> (sholat sunnah yang mengikuti sholat fardlu), yang menurut Syech Zakariyah al Anshori ada dua, yaitu sholat <em style="box-sizing: inherit;">rawatib muakkad (</em>yang dikuatkan<em style="box-sizing: inherit;">)</em>, yang terdiri dari sholat 2 rakaat sebelum Shubuh, 2 rakaat sebelum dan sesudah Dluhur, 2 rakaat setelah Maghrib, 2 rakaat setelah Isyak dan sholat Witir setelah Isyak. Namun, sholat Witir yang dilakukan pada bulan Ramadhan disunnahkan berjamaah.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Selain itu ada sholat <em style="box-sizing: inherit;">rawatib ghoiru muakkad </em>yaitu tambahan 2 rakaat sebelum dan sesudah Dluhur, 4 rakaat sebelum Ashar, 2 rakaat cepat sebelum Maghrib.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Sedangkan sholat sunnah yang disunnahkan berjamaah antara lain sholat Id, sholat gerhana bulan dan matahari, sholat Istisqo, sholat Tarawih.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Dari sisi keutamaannya, bagian yang kedua ini (sholat sunnah yang disunnahkan berjamaah) lebih utama daripada bagian yang pertama (yang tidak disunnahkan berjamaah). Tetapi sholat sunnah <em style="box-sizing: inherit;">rawatib</em>lebih utama daripada sholat Tarawih.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Jika diurutkan, sholat sunnah yang paling utama adalah sholat Id, kemudian sholat gerhana matahari, gerhana bulan, sholat Istisqo, sholat Witir, 2 rakaat Fajar, selanjutnya sholat rawatib, Tarawih, kemudian sholat yang terkait dengan ibadah lain, misalnya 2 rakaat Thawaf, Ihram dan Tahiyat Masjid, sholat sunnah wudlu dan sholat sunnah mutlaq. (ma)</div>
Muslimin-Abdillahttp://www.blogger.com/profile/10298518165638478242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2459706504430317662.post-64117346663226103902018-04-30T06:20:00.000+07:002018-04-30T06:20:02.668+07:00BELAJAR BERORGANISASI: KUNCI MANAJEMEN ADALAH PME (3)<header style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 10px; overflow: hidden;"><div style="box-sizing: inherit; margin-bottom: 12px;">
Setelah pada bagaian pertama (1) kita membahas tentang perencanaan, dan pada bagian kedua (2) membahas tentang monitoring dan evaluasi, maka kita sudah belajar tentang manajemen organisasi secara mendasar. Karena kunci manajemen (mengatur/mengelola) dalam mengorganisasikan orang itu adalah melakukan Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi (PME).</div>
<div style="box-sizing: inherit; margin-bottom: 12px;">
Pertama-tama yang dibuat melalui proses PME adalah program, yang dirumuskan mulai dari visi sampai kegiatan-kegiatan untuk mencapai visi, sebagaimana yang telah diuraikan di <a href="http://mualliminenamtahun.net/belajar-berorganisasi-melakukan-monitoring-dan-evaluasi-2/" style="background-color: transparent; box-sizing: inherit; color: #38b7ee; text-decoration-line: none; transition: background-color, color 0.2s linear;">bagian pertama</a> dan <a href="http://mualliminenamtahun.net/belajar-berorganisasi-melakukan-monitoring-dan-evaluasi-2/" style="background-color: transparent; box-sizing: inherit; color: #38b7ee; text-decoration-line: none; transition: background-color, color 0.2s linear;">bagian kedua</a> tulisan ini.</div>
<div style="box-sizing: inherit; margin-bottom: 12px;">
Selanjutnya, dalam melakukan manajemen (pengelolaan) unsur-unsur yang lain dalam organisasi juga harus dilakukan dengan PME. Unsur-unsur yang lain tersebut antara lain: ketenagaan (sumberdaya orang), pembiayaan (pendanaan), pemenuhan fasilitas (sarana), jaringan dan, hubungan dengan pihak luar (Humasy).</div>
<div style="box-sizing: inherit; margin-bottom: 12px;">
Dalam menyusun PME unsur-unsur lain tersebut tetap mengacu kepada PME program, karena jantung organisasi adalah program. Organisasi tanpa program, akan menjadi gerombolan (crowd) yang tidak memiliki apa dan bagaimana harus melakukan untuk apa.</div>
<div style="box-sizing: inherit; margin-bottom: 12px;">
Misalnya dalam menyusun PME ketenagaan (sumberdaya orang), harus disesuaikan dengan kebutuhan program. Kegiatan apa saja yang dibutuhkan program, dan berapa orang dengan ketrampilan apa saja yang dibutuhkan. Karena itu, struktur pelaksana organisasi disusun setelah program (perencanaan) dibuat. Tidak sebaliknya, struktur organisasi dibuat dulu, kemudian dicari-carikan kegiatan yang sesuai.</div>
<div style="box-sizing: inherit; margin-bottom: 12px;">
Begitu juga dengan pembiayaan (pendanaan), sangat perlu dilakukan PME, bahkan memiliki keterkaitan yang lebih dekat dengan PME program. Namun memiliki sistem yang berbeda, karena terkait dengan penggalian (<em style="box-sizing: inherit;">fund raising</em>) dan distribusi ke unit-unit dalam organisasi.</div>
<div style="box-sizing: inherit; margin-bottom: 12px;">
Ya… Itu semua sebagai upaya, bagaimana belajar membangun organisasi dengan menggunakan manajemen PME yang saat ini digunakan berbagai organisasi, yang mengharapkan apa yang dilakukan bisa terukur, logis (ma’qul) dan bisa dipertanggungjawabkan (amanah). Belajar berorganisasi yang sesungguhnya, tidak asal kumpul-kumpul. (ma)</div>
</header>Muslimin-Abdillahttp://www.blogger.com/profile/10298518165638478242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2459706504430317662.post-69148442207022220682018-04-30T06:16:00.002+07:002018-04-30T06:16:50.518+07:00BELAJAR BERORGANISASI: MELAKUKAN MONITORING DAN EVALUASI (2)<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
<strong style="box-sizing: inherit;">Melakukan Monitoring</strong><br style="box-sizing: inherit;" />Setelah membuat perencanaan yang diurai mulai dari visi sampai rencana kerja (<em style="box-sizing: inherit;">workplan</em>) tahunan, selanjutnya adalah melaksanakan semua kegiatan yang ada di dalam <em style="box-sizing: inherit;">work plan </em>tahunan (1 tahun) tersebut.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Agar pelaksanaan kegiatan-kegiatan dalam workplan bisa berjalan dengan baik dan tidak ada yang tertinggal, maka harus dilakukan monitoring (pemantauan) secara berkala. Misalnya, 2 (dua) atau 3 (tiga) bulan sekali. Kalau 2 (dua) bulan sekali, berarti monitoring dilakukan 5-6 kali setahun. Kalau 3 (tiga) bulan, 4 kali setahun.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Apa yang dilakukan dalam monitoring? Yang dilakukan dalam monitoring adalah menjawab pertanyaan: apakah kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan tersusun dalam <em style="box-sizing: inherit;">workplan</em> sudah dilaksanakan atau belum? Kalau sudah dilaksanakan berarti sudah sesuai dengan rencana. Kalau belum dilaksanakan, kapan akan dilaksanakan. Harus dibuat jadwal ulang (<em style="box-sizing: inherit;">reschedule</em>) bagi kegiatan-kegiatan yang belum dilaksanakan.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Apakah dalam monitoring cukup mengetahui sudah dan belum dilaksanakannya kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan? Ya. Karena monitoring hanya memastikan kegiatan sudah dilakukan atau belum sesuai rencana dalam <em style="box-sizing: inherit;">workplan</em>. Begitu saja.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
<strong style="box-sizing: inherit;">Selanjutnya Evaluasi</strong><br style="box-sizing: inherit;" />Di akhir periode <em style="box-sizing: inherit;">workplan</em> (akhir tahun) dilaksanakan evaluasi. Jika dalam monitoring hanya memastikan kegiatan sudah atau belum dilaksanakan, maka dalam evaluasi pertanyaan-pertanyaan yang ajukan adalah:</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
1. Apakah output sudah dicapai melalui pelaksanaan kegiatan-kegiatan?<br style="box-sizing: inherit;" />2. Bagaimana proses pelaksanaan kegiatan? Apa temuan-temuan dalam pelaksanaan kegiatan?<br style="box-sizing: inherit;" />3. Apa kesimpulan yang bisa dibuat?<br style="box-sizing: inherit;" />4. Pelajaran apa yang bisa diambil?</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Dari pertanyaan-pertanyaan ini bisa disusun “Laporan Evaluasi Tahunan Program”, yang bisa dijadikan bahan untuk menyusun <em style="box-sizing: inherit;">workplan</em> tahun berikutnya, sampai tiga tahun atau lima tahun.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Monitoring dan evaluasi ini adalah untuk rencana kerja (workplan) tahunan. Sedangkan untuk program tiga tahunan atau lima tahunan, maka evaluasi tahunan bisa menjadi monitoring untuk program tiga atau lima tahunan. Sedangkan evaluasi program tiga atau lima tahunan, dilaksanakan di akhir program tiga atau lima tahunan.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Dalam evaluasi program tiga atau lima tahunan, yang ditanyakan (dilihat) adalah apakah pelaksanaan kegiatan-kegiatan mengarah pada pencapaian indikator dan tujuan strategis tiga atau lima tahun? (ma)</div>
Muslimin-Abdillahttp://www.blogger.com/profile/10298518165638478242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2459706504430317662.post-4853737853197767342018-04-30T06:15:00.002+07:002018-04-30T06:15:28.513+07:00BELAJAR ORGANISASI: MEMBUAT PERENCANAAN (1)<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Dalam belajar berorganisasi bagi siswa Muallimin Muallimat, baik di Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) atau di Keluarga Pelajar Madrasah Bahrul Ulum (KPM-BU), sebaiknya melakukan dengan senyata-nyatanya, dengan mengikuti alur pengelolaan (manajemen) organisasi, tidak asal kumpul dan melakukan kegiatan. Belajar berorganisasi yang paling baik, juga dengan mulai menjalankan atau mengelola organisasi. Tidak sibuk buka banyak literatur, kemudian menghafal teori dan cara-cara berorganisasi.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Keterampilan dalam mengelola organisasi akan meningkat seperti halnya keterampilan seorang pelukis yang akan meningkat, ketika dia terus melakukan praktek melukis. Setiap hari peningkatan keterampilannya tidak dirasakan sampai kemudian dia bisa menampilkan karya lukis yang sangat indah.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Organisasi adalah kumpulan orang. Mengelola (<em style="box-sizing: inherit;">to manage</em>) organisasi, karena itu, merupakan seni mengelola atau memanaj kumpulan orang yang memiliki mimpi atau gambaran masa depan (visi) yang sama. Cara untuk mencapai dan mewujudkan mimpi (visi) bersama inilah yang dikelola agar bisa berjalan dengan baik. Menyatukan, mengatur agar tidak terjadi benturan dan, mendorong secara bersama-sama.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
<strong style="box-sizing: inherit;">Membuat Perencanaan Awal</strong><br style="box-sizing: inherit;" />Setelah mimpi (visi) dirumuskan secara bersama, selanjutnya adalah merencanakan bagaimana cara meraih dan mewujudkan mimpi (visi) tersebut. Visi adalah gambaran masa depan tentang sesuatu yang ideal bagi orang-orang yang gabung dalam otganisasi. Gambaran tersebut sangat jauh di depan, dan mungkin sampai orang-orang yang gabung dalam organisasi sudah meninggal dunia, gambaran tersebut belum tercapai. Namun. Gambaran ideal di masa depan tersebut bisa menjadi pendorong dan keyakinan (ideologi) yang bisa membangkitkan semangat untuk melakukan sesuatu. Ingat Pancasila sebagai visi organisasi negara. Perumusnya hampir semua sudah tidak ada.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Untuk meraih atau mewujudkan visi tersebut, maka secara bertahap dalam jangka waktu tertentu disusun tujuan-tujuan yang akan dicapai. Tujuan-tujuan ini disebut “tujuan strategis”. Misalnya dalam jangka waktu 3 tahunan atau 5 tahunan.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Untuk membuat dan menyusun tujuan-tujuan tersebut, maka pedoman-nya adalah:<br style="box-sizing: inherit;" />1. Memperhatikan visi yang telah disusun<br style="box-sizing: inherit;" />2. Melakukan analisis internal dan analisis eksternal dalam jangka waktu tertentu<br style="box-sizing: inherit;" />3. Merumuskan/menyusun masalah-masalah (isu) yang sekarang dan akan terjadi dalam jangka waktu tertentu (masalah strategis)<br style="box-sizing: inherit;" />4. Dari masalah (isu) strategis inilah kemudian disusun tujuan strategis (dalam jangka waktu tertentu).<br style="box-sizing: inherit;" />5. Tujuan strategis ini bisa dua atau lebih tergantung dari analisis internal dan ekaternal yang dilakukan</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
<strong style="box-sizing: inherit;">Menyusun Program (<em style="box-sizing: inherit;">Programming</em>)</strong><br style="box-sizing: inherit;" />Setelah tujuan strategis (dalam jangka waktu tertentu) sudah disusun, maka dibuatlah indikator, yaitu sesuatu yang bisa dijadikan bukti permulaan jika tujuan startegis bisa dicapai. Jika tujuannya adalah untuk memperkuat organisasi, apa yang bisa dijadikan bukti permulaan organisasi kuat. Misalnya kemampuan pengurus meningkat.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Perlu diingat, indikator ini adalah untuk jangka waktu sesuai dengan jangka waktu masalah dan tujuan strategis. Jika tujuan strategis untuk jangka waktu 3 tahun, maka indikator disusun untuk 3 tahun.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Setelah menyusun rencana selama jangka waktu tertentu (3 tahun mislanya), maka selanjutnya adalah merinci keluaran (output) selama satu tahunan. Jika dalam indikator selama 3 tahun disebut pelatihan diikuti 30 orang misalnya, maka dalam output satu tahunan bisa dirinci menjadi 10 orang. Sehingga saat waktu sudah dilewati 3 tahun, maka akan menjadi 30 orang.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Dari output inilah disusun kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam satu tahun. Pengelompokan kegiatan-kegiatan ini, yang diturunkan dari tujuan strategis-indikator-output menjadi program selama satu tahun.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Kegiatan-kegiatan yang dikelompokkan dalam program disusun dalam matrik rencana kerja (workplan), yang terdiri dari program, kegiatan, penanggungjawab, jadwal waktu dan dana/biaya. Dari sini, kegiatan-kegiatan siap dilaksanakan, dan perencanaan sudah dicukupkan.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Ah.. Kok rumit ya.. Iya kalau diomongkan atau ditulis memang kelihatan rumit. Makanya, yang paling baik adalah dilakukan. Perencanaan yang baik adalah dilakukan, tidak diomongkan apa itu perencanaan. (ma)</div>
Muslimin-Abdillahttp://www.blogger.com/profile/10298518165638478242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2459706504430317662.post-84235999332966246662018-04-30T06:13:00.000+07:002018-04-30T06:13:16.542+07:00Belajar Mengetahui Masyarakat Dalam Baksos (III)<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
<strong style="box-sizing: inherit;">Melakukan Survey Awal dan Analisis Kegiatan (Terakhir Dari 3 Tulisan)</strong></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Sebaiknya sebelum betul-betul datang ke lokasi Baksos yang melibatkan banyak santri, maka sebelumnya perlu dilakukan survey awal terlebih dahulu. Yang dilakukan dalam survey, dengan tetap mengacu kepada tiga kondisi yang ada (ekonomi, politik dan social-budaya), adalah mencari informasi. Pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk mencari data/informasi dalam proses ini antara lain terkait:<br style="box-sizing: inherit;" />a. Ekonomi: (1) Apa saja sektor mata pencaharian/pekerjaan (petani, pedagang, pegawai/buruh dan lain-lain) masyarakat setempat, dan berapa persen dari jumlah masyarakat yang bekerja di sektor yang ada? (2) siapa dan berapa orang yang paling kaya dan bekerja di sektor apa? (3) Apa masalah utama yang dirasakan dalam ekonomi</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
b. Politik: (1) Berapa jumlah penduduk baik laki-laki atau perempuan, serta agama/kepercayaan yang dianut? (2) Siapa kepala desa/kepala dusun dan perangkat-perangkat desa yang penting? (3) Siapa saja yang menjadi calon dalam Pilkadesa/Pilkasun terkahir? (4) apakah proses perencanaan pembangunan desa berjalan sesuai prosedur dari pemerintah? (5) Apa masalah utama yang dirasakan dalam politik</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
c. Sosial-budaya: (1) siapa tokoh masyarakat dan tokoh agama? (2) siapa yang biasa memberikan ceramah saat ada kegiatan di desa? (3) Siapa yang biasa dimintai nasehat ketika masyarakat memiliki masalah? (4) Apa masalah utama yang dirasakan dalam social-budaya</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut bisa menjadi data dasar bagi santri yang akan Baksos. Karena itu, data tersebut bisa dijadikan bekal awal ketika akan Baksos, agar santri sudah memiliki gambaran tentang kondisi masyarakat, dimana mereka akan melakukan <em style="box-sizing: inherit;">live in.</em> Data ini juga bisa dijadikan acuan untuk mulai merencanakan kegiatan apa yang akan dilakukan. Tentu, kegiatan yang direncanakan disusun setelah melakukan diskusi dengan masyarakat setempat.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Selanjutnya, agar pengalaman dalam melakukan Baksos bisa menjadi pengetahuan yang bisa dipelajari dan dikembangkan selanjutanya, baik oleh peserta Baksos atau oleh generasi santri yang akan datang, maka pengalaman melakukan kegiatan-kegiatan di tengah-tengah masyarakat tersebut perlu didokumentasikan (dituliskan).</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Tulisan yang dibuat, berdasarkan analisis yang dibuat. Contoh analisis yang bisa kita kembangkan dengan mengambil contoh kasus kegiatan mengajar TPQ, yaitu: kegiatan mengajar TPQ adalah sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan anak untuk membaca al Qur’an dan memenuhi kebutuhan anak dalam belajar. Dalam mengajar TPQ bersama guru-guru TPQ yang sudah ada serta bersama-sama dengan wali santri TPQ, bisa dibangun kebersamaan diantara mereka. Dari sini akan memunculkan kekompakan dan organisasi. Melalui organisasi inilah upaya untuk memperbaiki hubungan dominan menuju hubungan yang lebih adil bisa terjadi.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Jadi, meskipun kegiatannya adalah mengajar TPQ, tetapi orientasi (niat)-nya adalah disamping untuk tujuan pendidikan juga untuk membangun kehidupan yang lebih baik, terkait dengan hubungan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Ini merupakan contoh singkat, dalam prakteknya nanti peserta Baksos bisa mengembangkan analisis serta cara penulisannya. Menurut saya, cara penulisannya bebas saja. Sederhana dan tidak perlu rumit-rumit. Bisa dengan gaya bercerita (kayak Cerpen atau novel), atau dengan gaya yang lebih akademik. Terserah. Tergantung minat masing-masing peserta Baksos. (ma)</div>
Muslimin-Abdillahttp://www.blogger.com/profile/10298518165638478242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2459706504430317662.post-66237533144876847002018-04-30T06:11:00.000+07:002018-04-30T06:11:35.951+07:00Belajar Mengetahui Masyarakat Dalam Baksos (II)<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Mengetahui Pranata Di Masyarakat (Bagain II Dari 3 Tulisan)</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Setelah mengetahui upaya bagaimana menghilangkan bias, saat mulai hidup bersama-sama di tengah masyarakat, yang menentukan hubungan (relasi) antara santri peserta Baksos dengan masyarakat yang menjadi tempat diselenggarakannya Baksos, selanjutnya adalah bagaimana mengetahui tentang masyarakat itu sendiri.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Untuk bisa mengetahui masyarakat (komunitas) -masyarakat desa misalnya-, maka kita harus tahu apa yang ada di masyarakat terkait kondisi sosial-budaya, ekonomi dan politik. Apakah ada masalah atau ketimpangan yang terjadi? Memang agak sensitif jika berbicara tentang ketimpangan, karena menyangkut kedudukan (posisi) seseorang dalam masyarakat. Tetapi dalam Baksos secara khusus, dan dalam berdakwa secara umum, yang tujuannya adalah untuk memperbaiki kondisi masyarakat, maka upaya untuk mengetahui masalah dan upaya untuk menyelesaikan masalah harus dilakukan. Untuk bisa mengetahui masalah di masyarakat yang berhubungan dengan tiga kondisi tersebut, maka kita harus tahu pranata (struktur) tiga kondisi tersebut yang ada di masyarakat.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Apa pranata masyarakat itu? Jika kita tahu susunan batu bata, maka kita tahu tentang pranata batu bata. Bahwa, dalam susunan (pranata) batu bata tersebut ada batu bata yang di atas, di tengah dan di bawah. Begitu juga dengan masyarakat. Ada kelompok/orang yang di atas, di tengah dan di bawah. Kelompok/orang yang berada di lapisan atas adalah kelompok/orang yang memiliki kekuasaan lebih besar daripada kelompok/orang yang berada di lapisan tengah dan bawah.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Kekuasaan itu yang berkaitan dengan sosial-budaya, ekonomi dan politik. Kekuasaan dalam dimensi sosial-budaya terkait dengan siapa yang menguasai (mengendalikan) pembuatan aturan, tata cara, norma dalam kehidupan bermasyarakat. Misalnya aturan yang berkaitan dengan siapa yang bisa memimpin doa, atau siapa yang selalu dimintai pendapat jika ada masalah-masalah di tengah masyarakat.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Kekuasaan yang terkait dengan dimensi ekonomi adalah siapa yang memiliki kekuasaan dalam produksi, transaksi, distribusi dan konsumsi. Bagi masyarakat desa, yang mayoritas petani, siapa yang berkuasa memproduksi padi (tanaman). Apakah dalam produksi, petani menguasai alat produksi (benih, pupuk, obat-obatan, air irigasi dan lain-lain). Apakah petani mampu membuat sendiri benih, pupuk dan obat-obatan. Ataukah petani justru malah tergantung ke pihak lain, sehingga petani tidak memiliki kuasa atas harga pupuk, obat-obatan dan lain-lain.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Begitu juga dalam transaksi, distribusi dan konsumsi. Apakah petani memiliki kuasa dalam melakukan transaksi, pemasaran dan penjualan hasil panen (ditribusi), atau malah saat panen petani tidak mampu menentukan harga barang yang mereka produksi sendiriu. Dalam konsumsi, apakah petani mampu menentukan harga saat dia menjadi konsumen. Misalnya konsumen pupuk.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Sedangkan kekuasaan dalam bidang politik terkait dengan siapa yang bekuasa atau menentukan keputusan dan pembuatan keputusan yang menentukan hajat hidup orang banyak. Saat ini, yang paling kongkrit, kekuasaan politik di desa terkait dengan pemerintahan desa. Apakah dalam pembuatan keputusan di desa, melibatkan semua masyarakat desa atau hanya didominasi oleh pimpinan desa. Pelibatan semua masyarakat ini tidak harus secara langsung, bisa juga melalui perwakilan (representasi).</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Ketika kita sudah mendeskripsikan atau mengetahui kondisi di tiga hal tersebut, maka tentu kita mengetahui dimana dan apa masalah yang terjadi. Kembali pada definisi masalah, yaitu “kesenjangan antara yang seharusnya terjadi dan yang senyatanya terjadi”. Contoh: yang seharusnya terjadi hubungan antara tokoh masyarakat dengan warga tidak adanya dominasi, maka yang kita lakukan adalah upaya agar dominasi bisa diminimalisir atau dihapus. Kenapa? Karena hubungan yang terdapat dominasi adalah hubungan yang tidak adil.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Kemudian apa yang akan dilakukan? Yang dilakukan kegiatan apapun yang bisa mengurangi hubungan yang tidak adil tersebut. Apa kegiatan mengajar TPQ bisa dianggap sebagai upaya untuk mengurangi dominasi tersebut? Dari sini kita harus bisa mengembangkan analisis kita, karena apapun yang akan kita lakukan tergantung dari analisis yang kita lakukan. (ma)</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Berlanjut…</div>
Muslimin-Abdillahttp://www.blogger.com/profile/10298518165638478242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2459706504430317662.post-8544274404172994792018-04-05T11:15:00.002+07:002018-04-05T11:15:53.059+07:00Belajar Bermasyarakat Dalam Baksos (I)<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
(Bagaian I dari 3 Tulisan)</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Bakti Sosial (Baksos) mulai dilakukan oleh santri di lingkungan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas sejak awal tahun 1990-an. Baksos dilakukan dengan hidup bersama masyarakat (<em style="box-sizing: inherit;">live in</em>) dalam jangka waktu tertentu. Saat hidup bersama masyarakat tersebut, peserta Baksos melakukan berbagai kegiatan.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Kegiatan yang menonjol dilakukan adalah kegiatan keagamaan: mengisi kegiatan mengajar Taman Pendidikan Al Quran (TPQ), bahkan ada yang mendirikan TPQ; mengisi dan menggagas kegiatan sosial keagamaan seperti tahlilan, yasinan dan istighosahan rutin dan lain-lain. Tetapi ada juga kegiatan kesenian dan olahraga.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Baksos digagas pertama kali bagi santri adalah sebagai wahana belajar untuk bermasyarakat. Belajar bagaimana hidup dan berinteraksi di tengah-tengah masyarakat. Upaya ini dilakukan sebagai bekal bagi santri dalam berdakwa kelak di kemudian hari. Sehingga saat pulang dari belajar di pondok pesantren, santri bisa secara luwes bergaul dan berdakwah di tengah-tengah masyarakat, di manapun mereka akan tinggal. Baik di masyarakat yang homogen, yang berisi orang-orang yang memiliki kesamaan suku, agama dan ideology; maupun di masyarakat yang heterogen yang memiliki latar belakang suku, agama dan ideologi yang beragam.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Terkait dengan gagasan “hidup berada di tengah-tengah dan bersama masyarakat (<em style="box-sizing: inherit;">live in</em>)”, sebenarnya agak bias. Karena sebenarnya santri juga bagian dari masyarakat, bahkan masyarakat itu sendiri. Santri bukanlah kelompok yang berbeda dari masyarakat. Karena itu, istilah hidup bersama masyarakat, seolah-olah santri bukan bagian dari masyarakat.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Pengandaian ini menimbulkan bias, yang menganggap, seolah-olah santri berbeda dari masyarakat. Lebih tinggi atau lebih rendah dari masyarakat lain. Bias ini selanjutnya akan mengakibatkan santri –sebagai peserta Baksos– tidak bisa atau lama untuk menyatu dengan masyarakat yang ditempati Baksos. Karena santri menganggap masyarakat, sebagai orang atau kelompok yang berbeda dari dirinya, dan sebliknya masyarakat juga menganggap santri sebagai masyarakat yang berbeda juga. Jarak yang ditimbulkan dari anggapan inilah yang harus diminimalisir atau dihilangkan sama sekali.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Pertanyaan selanjutnya, bagaimana menghilangkan bias ini? Bias itu muncul dari pikiran, kemudian mengalir ke pandangan, selanjutnya akan mempengaruhi sikap serta tindakan yang akan dilakukan. Dari sini bisa disampaikan bahwa, untuk meminimalisir atau bahkan menghilangkan bias, maka pertama-tama yang harus dibenahi dulu adalah pikiran. Di dalam pikiran, kita akan menganggap segala sesuatu. Anggapan ke masyarakat yang akan ditempati Baksos adalah bias pertama yang ada dalam pikiran kita. Jika menganggap masyarakat dimana kita akan Baksos, sebagai masyarakat yang beda dengan kita, yang miskin, tidak paham, lemah dan bodoh, maka anggapan yang ada dalam pikiran tersebut akan megalir dalam sikap dan tindakan kita kepada masyarakat tersebut.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Sikap dan tindakan kita tersebut akan ditangkap oleh masyarakat. Kemudian respon dari masyarakat adalah, kalau tidak menerima, maka mereka akan menolak sikap dan tindakan kita tersebut. Jika menerima, maka mereka benar-benar akan mendudukan dirinya sebagai yang beda dengan kita, sebagai yang miskin, tidak paham, lemah dan bodoh. Dari sini, yang akan terjadi selanjutnya adalah, hubungan antara kita sebagai orang yang datang di wilayah masyarakat tersebut, akan selalu berjarak. Karena mereka akan selalu menganggap bahwa, mereka berbeda dengan kita. Mereka adalah miskin, kita orang kaya. Mereka tidak paham, dan kita orang yang selalu paham. Mereka lemah dan kita kuat. Mereka bodoh dan kita adalah orang-orang pinter.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Padahal semua itu hanya seolah-olah. Karena kalau kita teliti dan lihat satu persatu: apakah kita beda dengan mereka? Tidak, karena kita sama-sama masyarakatnya. Lebih lanjut, kita sama-sama makhluq Allah SWT yang berakal. Yang membedakan hanya posisi-nya. Kita sebagai santri yang masih belajar di pondok pesantren, mereka tidak santri, atau sudah tidak santri yang masih belajar di pondok pesantren. Apakah kita orang yang lebih kaya secara materi, dan mereka lebih miskin dari kita? Tidak juga, mereka sudah punya rumah, sepeda motor, mobil dan lain-lain, bahkan mungkin juga memiliki tanah sawah atau kebun yang luas. Sementara kita yang masih menjadi santri di pondok pesantren belum memiliki materi apa-apa. Dengan melihat dan meneliti satu persatu seperti ini, kita mencoba untuk menghilangkan bias-bias yang ada. (ma)</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
berlanjut…</div>
Muslimin-Abdillahttp://www.blogger.com/profile/10298518165638478242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2459706504430317662.post-73594560573677352482018-04-05T11:13:00.000+07:002018-04-05T11:13:04.488+07:00Macam-macam Jual Beli<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Salah satu pokok bahasan dalam hukum Islam (Fiqh) adalah tentang jual beli (bai’). Dalam kitab Fathul Qorib Al Mujib, karya Syech Muhammad Bin Qosim al Ghozi, bab jual beli disebut sebagai bagian dari bahasan fiqh muamalah atau bahasan dalam fiqh yang menguraikan tentang aturan main dalam kehidupan bermasyarakat menurut Islam.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Dalam kitab tersebut, jual beli diartikan secara bahasa sebagai membandingkan sesutau dengan sesuatu yang lain, sedangkan menurut istilah diartikan upaya memiliki harta benda dengan imbalan dan persetujuan yang bersifat syar’i (tidak mengandung riba), atau bisa juga diartikan memiliki manfaat (kegunaan) yang langgeng dan diperbolehkan dengan nilai tukar. Jika disebut bersifat.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Jual beli secara umum dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu:<br style="box-sizing: inherit;" />(1) jual beli barang yang bisa disaksikan;<br style="box-sizing: inherit;" />(2) jual beli sifat barang atau barang pesanan;<br style="box-sizing: inherit;" />(3) jual beli barang yang tidak ada dan tidak bisa disaksikan.<br style="box-sizing: inherit;" />Dari ketiga cara melakukan jual beli ini, cara yang pertama dan yang kedua diperbolehkan, dan cara jual beli yang ketiga tidak diperbolehkan.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Cara jual beli yang pertama disyaratkan barang yang diperjualbelikan harus barang yang suci (bukan barang yang najis), bisa diambil gunanya (bermanfaat), bisa dikuasakan dari penjual ke pembeli dengan menyerahkan barang yang diperjual belikan. Di dalam jual beli tersebut juga harus ada transaksi ijab kabul, misalnya penjual mengatakan saya menjual barang ini, kemudian pembeli menjawab saya membeli barang ini.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Jual beli yang kedua bisa juga disebut dengan akad <em style="box-sizing: inherit;">salam</em>. Jual beli ini dinyatakan boleh (sah) jika ditemukan sifat-sifat barang yang sudah disebutkan sebelumnya. Pembahasan lebih rinci terkait dengan jual beli ini dibahas dalam bab salam.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Sedangkan jual beli yang ketiga adalah jual beli yang dinyatakan tidak boleh dilakukan atau tidak sah. Karena dalam jual beli ini barang tidak ada dan juga sifat-sifat barang tidak bisa disebutkan. (ma)</div>
Muslimin-Abdillahttp://www.blogger.com/profile/10298518165638478242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2459706504430317662.post-69457610659133456302018-04-05T11:10:00.002+07:002018-04-05T11:10:26.857+07:00Prestasi Dalam Belajar<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Sejak berkembangnya paham ekonomi “mengeluarkan sekecil-kecilnya, dan mendapatkan sebesar-sebesarnya”, dan sebagaian besar orang di dunia percaya dan menjalankan paham itu, maka akibat yang ditimbulkan cukup luar biasa bagi kehidupan manusia selanjutnya. Tidak hanya dalam ekonomi, tetapi juga dalam politik dan sosial-budaya, termasuk dalam pendidikan.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Dampak yang paling nyata dan dirasakan sampai sekarang adalah kolonialisme oleh bangsa Eropah, yang mula-mula mengembangkan paham tersebut, ke bangsa-bangsa di Afrika, Asia dan Amerika. Kolonialisme secara nyata mengakibatkan kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan, bahkan perbudakan. Dampaknya bisa dirasakan hingga sekarang, setelah lebih setengah abad kolonialisme runtuh.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Dari paham tersebut juga berkembang kompetisi untuk menumpuk barang (modal) sebanyak-banyaknya di antara manusia. Kompetisi yang terjadi-pun, dalam kenyataannya sekarang, banyak yang berjalan secara tidak adil (fair). Karena orang yang lemah berhadapan dengan orang yang kuat secara langsung.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Kompetisi yang berwatak demikian, ironinya tidak hanya terjadi dalam bidang ekonomi, tetapi juga dalam sosial-budaya, dalam hal ini pendidikan, terutama pendidikan sekolah. Pelajar sekolah diajari berkompetisi untuk meraih nilai terbaik mata pelajaran di antara mereka, dan pelajar sekolah juga diikutkan kompetisi mata pelajaran dengan pelajar sekolah yang berbeda. Apa yang mau diraih dalam kompetisi? Yang mau diraih adalah prestasi.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Apa benar prestasi (accomplishment) itu diraih dengan kompetisi? Perlu diingat, dalam kompetisi itu ada yang menang, ada yang kalah. Sedangkan dalam meraih prestasi tidak seharusnya ada yang dikalahkan dan ada yang menang. Kecuali dalam bidang olah raga, yang mengukur kekuatan raga, kompetisi dalam kemampuan pikir dan jiwa tidak selayaknya dikompetisikan antar manusia.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Prestasi, selanjutnya, lebih bisa dilekatkan dengan konsep “barokah” (ziyadatul khair, bertambah baik). Dalam barokah, pelajar sekolah menjadi lebih baik dari kondisi sebelumnya dengan tidak mengalahkan yang lain. Dalam barokah, masing-masing pelajar sekolah akan berlomba-lomba untuk menjadi lebih baik dari kondisi semula (istibaaqul khairat). Karena itu, ada unsur tolong menolong (taawun), dimana pelajar sekolah yang belum mampu bisa belajar dari yang sudah mampu, begitu juga sebaliknya, yang sudah mampu menolong yang belum mampu.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Dari sini, kelak pelajar sekolah saat sudah menempati posisi masing-masing dalam kehidupan selanjutnya, baik dalam bidang ekonomi, politik maupun sosial-budaya bisa terus mengembangkan cara-cara taawun yang mereka pelajari saat di sekolahan.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Sehingga, mereka tidak melihat dunia sebagai sesuatu yang harus diraih dengan melulu “mengeluarkan sesedikit mungkin, dan mendapat sebanyak mungkin”, dan dalam meraihnya dilakukan dengan berkompetisi yang mengalahkan yang lain.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Sebaliknya, mereka bisa saling tolong menolong untuk menjadi lebih baik dari kondisi semula. Di saat mereka masing-masing sudah menjadi lebih baik dari kondisi semula, maka saat itulah mereka berprestasi. (ma)</div>
Muslimin-Abdillahttp://www.blogger.com/profile/10298518165638478242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2459706504430317662.post-39296330724643400092018-04-05T11:08:00.002+07:002018-05-23T11:19:43.671+07:00Sodaqoh Untuk Orang Kafir<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Syech Muhammad Bin Umar al Nawawi al Bantani, atau yang tersohor dengan nama singkat Syech Nawawi al Bantani, dalam membuka bab keutamaan shodqoh (<em style="box-sizing: inherit;">exellence alms</em>) dalam kitab Tanqih al Qaul, syarah kitab (<em style="box-sizing: inherit;">book of syarah</em>) Lubab al Hadist karya Imam al Hafidz Jalaludin Al Suyuthi, menuliskan sebuah hadist yang diriwayatkan Abu Hurairah RA:</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
“Sesungguhnya Abu Hurairah RA mengatakan bahwa, dia pernah mendengar dari Rasulullah SAW yang pernah mengatakan: janganlah kalian menolak orang yang meminta-minta, walaupun orang tersebut kafir. Kemudian ada seorang Sahabat RA bertanya, wahai Rasulullah, apakah boleh bagi kita untuk bersodaqoh dari harta kita kepada orang kafir? Rasulullah menjawab, ya boleh. Karena mereka juga sebagian dari mahluk Allah, dan sesungguhnya sodaqoh itu berada dalam kekuasaan Dzat Yang Maha Pengasih”.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Tidak ada komentar lebih jauh dari Syech Nawawi terkait dengan hadist ini. Karena selanjutnya Syech Nawawi langsung masuk ke pembahasan hadist-hadist yang ditulis Imam Suyuthi terkait dengan keutamaan bersodaqoh: keutamaan sodaqoh <em style="box-sizing: inherit;">sirri</em>(rahasia) dan sodaqoh <em style="box-sizing: inherit;">alaniyah</em> (tampak), bahaya menolak peminta-minta dengan membentak, tidak berkurangnya harta yang disodaqohkan, sampai manfaat sodaqoh yang bisa menolak bala dan memperpanjang umur.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Kembali kepada hadist yang diambil Syech Nawawi di awal bab keutamaan sodaqoh ini. Tentu, Syech Nawawi tidak sembarang dalam mengambil hadist, kemudian ditempatkan di awal bab pembahasan dalam kitabnya. Pasti ada maksud besar yang ingin disampaikan. Apa maksud besar yang dimaksud Syech. Tidak ada penjelasan dalam kitab tersebut.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Secara literasi perlu ada pelacakan dalam kitab-kitab karya Syech yang lain. Namun, secara aqliyah, dalam kesempatan ini bisa kami tuliskan bahwa, upaya menempatkan hadist tersebut, dengan dilihat dari dlohir hadist, Syech ingin menyampaikan bahwa, harta yang disodaqohkan itu berlaku universal. Peruntukan harta sodaqoh bisa diberikan kepada siapapun makhluk Allah SWT. Artinya harta sodaqoh bisa untuk membantu non-muslim yang sedang membutuhkan dan secara langsung atau tidak langsung mereka meminta-minta.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Pemahaman sebaliknya yang lebih tinggi (<em style="box-sizing: inherit;">mafhum mukholafah aulawi</em>), harta sodaqoh –tentu–bisa diperuntukkan juga bagi upaya-upaya memperbaiki kondisi hidup orang Islam secara umum. (ma)</div>
Muslimin-Abdillahttp://www.blogger.com/profile/10298518165638478242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2459706504430317662.post-32478613496158977892018-04-05T11:07:00.000+07:002018-04-05T11:07:22.603+07:00Rukun Khutbah Jumat Yang Kadang Diabaikan<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Dalam beberapa kesempatan, khotib sholat Jumat ada yang mengabaikan rukun khutbah. Padahal syah-nya sholat Jumat, salah satunya ditentukan dua khutbah yang disampaikan sebelumnya. Karena dua khutbah sebelum pelaksanaan sholat Jumat merupakan salah satu syaratnya sholat Jumat.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Jika khutbah-nya batal, maka sholat Jumat-nya juga batal. Terkait dengan syarat ini, disebutkan dalam teori hukum Islam (ushul fiqh): al amru bisysyai’ amrun bihi wa biwasailihi. Perintah kepada sesuatu itu, termasuk juga perintah kepada syaratnya.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Menurut salah satu tokoh Madzhab Syafii terkemuka, Syaikhul Islam Abu Yahya Zakariyah Al Anshori, dalam kitab mukhtashor-nya (<em style="box-sizing: inherit;">summary book</em>) yang sangat terkenal: Manhaj al Thullab, dua khutbah sebelum pelaksanaan sholat Jumat memiliki 5 (lima) rukun (<em style="box-sizing: inherit;">pillars</em>). Sebagaimana dalam ketentuan hukum Islam, rukun ibadah harus dijalankan, jika tidak maka kegiatan ibadah tidak sah.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Adapun rukun dua khutbah tersebut antara lain:(1) membaca hamdalah, (2) membaca sholawat kepada Nabi SAW, (3) wasiat untuk taqwa kepada Allah SWT, (4) membaca ayat al Qur’an dan, (5) berdoa untuk orang-orang yang beriman.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Membaca hamdalah dan membaca sholawat dilalukan di dua khutbah dengan membaca kalimat keduanya. Memberikan wasiat untuk bertaqwa kepada Allah SWT juga dilalukan di kedua khutbah. Hal ini menurut Syaikul Islam karena mengikuti tradisi ulama salaf.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Sedangkan membaca ayat al Quran, sudah cukup dilakukan dengan membaca satu ayat yang bisa dipahami. Lebih utama dibaca di khutbah yang pertama.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Adapun membaca doa bagi orang-orang yang beriman, adalah dengan doa-doa untuk kepentingan akhirat di khutbah yang kedua. Adapun doa untuk pimpinan negara tidak disunnahkan.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: inherit; color: #555555; font-family: "Droid Sans", sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 12px;">
Dari sini, para khatib sholat Jumat harus betul-betul memerhatikan rukun khutbah. Kenapa penekanan ini disampaikan, karena khutbah Jumat tidak dilakukan setiap waktu atau setiap hari, serta yang melakukan juga tidak semua orang. Maka dari itu perlu kehati-hatian dan selalu cermat dalam menjalankan rukun-rukunnya. (ma)</div>
Muslimin-Abdillahttp://www.blogger.com/profile/10298518165638478242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2459706504430317662.post-9319890384093916902018-02-03T09:40:00.000+07:002018-02-03T09:40:35.334+07:00Sejauh Kita Mancal PedalSetiap hari kah kita mancal pedal (gowes)? Atau sehari dua kali? Atau dua hari sekali? Atau tiga hari sekali? Atau seminggu dua kali? Atau seminggu sekali? Atau sebulan sekali?<br />
<br />
Sudah berapa ratus kilometer roda sepeda kita berputar memoles jalanan. Aspal, atau tanah berdebu, atau bebatuan licin sisa diterpa hujan semalam, atau bahkan jalanan setapak lumpur lengket khas kawasan karst.<br />
<br />
Semua sisa jalanan yang tertumbuk ban sepeda merk Polygon, United, Wimcycle, Specialize, Look, Giant, Orbea, Pacific, Phoenix, bahkan sepeda tua dari besi Federal, Philips, dan banyak lagi merk, akan menyisakan cap bunga ban, atau minimal meninggalkan bau sisa-sisa goresan karet dan tanah. Pasti, semua putaran akan tercatat dalam takdir dan qodlo' (ketentuan)-Nya.<br />
<br />
Sejauhmana kita mancal pedal, sejauh itulah jati diri kita cari. Setiap hentakan kaki yang menumpu pedal, merupakan satu ketukan untuk bertanya siapa sesungguhnya kita. Benarkah posisi (maqom) yang kita tempati saat ini sudah sesuai dengan yang semestinya kita tempati. Karena kalau belum, maka keresahan hati akan terus mencari, dengan tuntunan pikiran yang disalurkan ke sekujur badan. Karena itu, kekuatan dhahir (badan) dalam menyalurkan energi ke tumpuan pedal tergantung dari kekuatan hati dan pikiran. Yakin po ra?<br />
<br />
Sejauh kita mancal pedal, pasti kita akan kembali. Saat pencarian sudah tuntas, dan ini dalam proses terus menerus, maka pedal akan kita pancal menuju jati diri kita. Itulah kita sesungguhnya. Kita ini bukan siapa-siapa. Kita ini hanya seorang hamba bagi Maha Kekuatan. Sekuat apapun kita, tidak ada apa-apanya. Hanya secuil dari kekuatan-Nya.<br />
<br />
Bahwa, kita ini bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Hal ini terasa, terutama saat mancal di tanjakan ekstrim, dimana tenaga dan nafas kita mulai menipis...😂😂😂<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMj9yqjSAuL4x-zJnYeeCAU0uiH1Cpyy7gJSzNwCSudbYX-2tT6cM5fIt6RxtbPoqche09Lj9yHpgT8EXQnnRZxLGSwVth-i5elLgdj8tkHBTU2mF7GuLQJ5c0qnMwMMQPvSYZJTbU5Ck/s1600/FB_IMG_1517625492262.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="720" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMj9yqjSAuL4x-zJnYeeCAU0uiH1Cpyy7gJSzNwCSudbYX-2tT6cM5fIt6RxtbPoqche09Lj9yHpgT8EXQnnRZxLGSwVth-i5elLgdj8tkHBTU2mF7GuLQJ5c0qnMwMMQPvSYZJTbU5Ck/s320/FB_IMG_1517625492262.jpg" width="213" /></a></div>
<br />Muslimin-Abdillahttp://www.blogger.com/profile/10298518165638478242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2459706504430317662.post-36815944530810771592018-02-03T09:36:00.001+07:002018-02-03T09:36:14.569+07:00Tutorial Bersepeda Yang Sehat dan Penuh Berkah1. Bersepeda yang paling sehat adalah dilakukan pada pagi hari, dimana sebagian besar organ fisik dan psikis badan telah beristirahat di malam hari, dan di saat udara masih bersih setelah semalam tidak dikotori oleh dampak aktifitas manusia.<br />
<br />
2. Setelah bangun pagi, dimulai dengan aktifitas ibadah pagi (sholat shubuh bagi yang beragama Islam). Setelah itu mulai menyiapkan berbagai perlengkapan bersepeda (helm, pakaian bersepeda, sandal/sepatu, kaos tangan, air minum, dompet beserta uangnya dan HP). Karena akan beraepeda, maka siapkan juga sepedanya. Karena kalau tidak, maka kegiatan bersepeda tidak akan terlaksana 😀.<br />
<br />
3. Mulai pemanasan, dengan melakukan peregangan tangan, leher, dan kaki. Bisa juga dengan melakukan lari-lari kecil.<br />
<br />
4. Mulai lah naik sepeda dengan kaki kanan dulu. Kemudian sedikit demi sedikit mulai mengayuh. Gunakan gigi rendah dulu. Gigi depan (crank) di gigi tengah, jika menggunakan 3 kecepatan. Dan gigi belakang (gear) gunakan gigi 4 atau 5 jika pake 9 kesepatan (tengah). Lakukan hal ini sampai jarak kayuhan kira-kira 3-5 Km.<br />
<br />
5. Mulailah membaca surat al Fatehah yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabatnya, para orang alim, guru-guru kita, orang tua kita, kakek nenek kita, saudara-saudara kita. Selanjutanya perbanyaklah membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW 😊, atau bacaan-bacaan lain sesuai kepercayaan masing-masing, yang penting bisa menjadi trigger dalam permenungan. Dimana yang bergerak itu sejatinya diam. Sebaliknya juga yang diam itu sejatinya juga bergerak. (Opo neh iki 😂)<br />
<br />
6. Perbanyakalah bacaan tersebut, sambil merenungkan setiap pancalan kaki kita yang menghentak pelan pedal, sambil mengikuti putaran crank, yang dengan halus menggerakkan rantai, kemudian menyalurkan energi tersebut ke gear, dan memutar roda belakang dengan pelan tapi pasti, yang selanjutnya mendorong roda depan, yang juga mengikuti impact saluran energi tersebut.<br />
<br />
7. Akhirnya kita bisa menikmati perjalanan bersepeda kita, dan tentunya bersepedanya tidak sekedar bersepeda, tetapi ada spiritualitas di situ. Spiritualitas berarti ada semangat yang tidak sekedar bersepeda, tetapi ada semangat "nek gak sepedaan kok gak enak rasane".Muslimin-Abdillahttp://www.blogger.com/profile/10298518165638478242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2459706504430317662.post-35432170787410448222018-02-03T09:33:00.001+07:002018-02-03T09:33:43.097+07:00Ojo Ngomong Thok!Sudah sekitar lebih empat artikel saya tulis, tentang upaya bagaimana menggerakkan kegiatan bersepeda. Artikel-artikel tersebut bicara mulai dari hal yang paling mendasar (filosofi), bahkan dengan dalih spiritual, sampai strategi bagaimana menjalankan gerakan tersebut.<br />
<br />
Namun, masih ada yang mengatakan, "ojo ngomong thok! Terus piye carane ngelakoni?".<br />
<br />
Oke...oke.. meskipun ada yang mengatakan seperti itu, kita sebagai "pendakwah" kehidupan yang ber-peri-sepeda-an yang adil dan beradab, harus tetap bersabar. Harus kita ikuti kata-kata seorang sutadz televisi yang selalu meneriakkan, "jamaahhhh...ohh...jamaahhh.... sabar". Setuju tidak setuju dengan kata-kata ustadz tersebut, yang jelas kata-katanya pas: Sabar.<br />
<br />
Dan yang paling penting kita harus tetap berdakwah sepeda dengan amar mangruf bil mangruf dan nahi munkar bilmangruf. Menyuruh bersepeda dengan kebaikan, dan mencegah tidak bersepeda dengan kebaikan.<br />
<br />
Namun, sabar saja kagak cukup coy... kita sabar, tetapi juga harus punya rencana yang realistis dan kongkrit. Rencana realistis artinya rencana yang kita buat harus sesuai kenyataan. Sesuai dengan kemampuan kita, baik tenaga, biaya, sarana maupun aturan main.<br />
<br />
Kalau tenaganya cuma 5 orang; biaya hanya sejuta setengah; sarana hanya sepeda besi, serta tata cara yang ala kadarnya, ya jangan berharap bisa berdakwah (ini istilah lain kampanye loh... jangan dikira nanti kita melakukan dakwah sepeda di masjid dan musholla) dengan mempengaruhi orang se Jombang yang berjumlah lebih 1,2 juta dalam waktu hanya 5 tahun.<br />
<br />
Wong bupati/wabup saja, yang punya biaya lebih 1 T (nol-nya berapa ya?), tenaga aparat lebih 10 ribu orang, sarana komplit dan aturan yang baik saja, waktu 5 tahun nggak cukup kok untuk bisa mempengaruhi seluruh warga Jombang untuk milih dia lagi. Apalagi kita... puuhhh...!<br />
<br />
Ah... kok nglantur. Langsung saja lah.. to the point (ini kan yang kalian suka. Senengane to the point. Saya ingatkan, kalau ke cewek hindari kata ini). Ya...ya... langsung saja. Begini, kalau kita hanya punya modal segitu (tenaga 5 orang, duit sejuta setengah dst...). Kita buat rencana realistis dengan membuat satu kegiatan saja. Ya satu kegiatan saja sudah ngos-ngosan: misalnya kita menyelenggarakan cycling clinic (opo neh iki..) di satu sekolah. Sementara kita fokus kampanye sepeda di sekolah dulu. Kegiatan tersebut bisa Dilaksanakan di satu sekolah dengan mengundang utusan sekolah sekitar.<br />
<br />
Apa itu cycling clinic? Memberikan informasi dan pelajaran tentang cara bersepeda yang aman, merancang rute aman ke sekolah, bahkan bisa juga diisi dengan pengetahuan dasar merawat dan memperbaiki sepeda.<br />
<br />
Cuman itu? lah iya. Masak hanya dengan sejuta setengah akan buat kegiatan dengan ngundang Monata seperti Cak Rifai yang selalu nyegat jalan umum itu? Nggak mungkin lah. Realistis lah.... Kita harus realistis.<br />
<br />
Selanjutnya, kegiatan yang direncanakan itu juga harus kongkrit. Yang berarti nyata menjawab tujuan dan harapan kita.<br />
<br />
Kegiatan kita (mis, cycling clinic tsb) juga harus jelas waktu dan tempatnya, siapa saja yang terlibat (pimpinan sekolah, siswa, narsum, sponsor, wartawan dll), siapa penanggung jawabnya, berapa biayanya.<br />
<br />
Ok. Ini semua tidak hanya omong. Tapi sudah ada rencana realistis dan kongkrit. Tinggal kapan dimulai. Kapan dilakukan. Loh kok masih ngomong. Siapa? Kamu...iya kamu... ojo ndomblong ae...😂😁😀<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpwRmCkTTJqCb_av6AHpqY67lXtsZ9-ylh1cFwXrp8TBoPSztd8BjWXHZw_RWBnlSTak55SxDBrqHZhqYdcTZEsNUvZY-Tw2XBWmoBrU0Sap7XL79pVBvWtjCBjIbZ88kOd5oNUnqduv4/s1600/FB_IMG_1517625121241.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="720" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpwRmCkTTJqCb_av6AHpqY67lXtsZ9-ylh1cFwXrp8TBoPSztd8BjWXHZw_RWBnlSTak55SxDBrqHZhqYdcTZEsNUvZY-Tw2XBWmoBrU0Sap7XL79pVBvWtjCBjIbZ88kOd5oNUnqduv4/s320/FB_IMG_1517625121241.jpg" width="320" /></a></div>
<br />Muslimin-Abdillahttp://www.blogger.com/profile/10298518165638478242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2459706504430317662.post-58484157892137576462018-02-03T09:31:00.000+07:002018-02-03T09:31:07.372+07:00Kampanye Sepeda Di SekolahSetelah mbahas apa itu kampanye? Selanjutnya dalam kesempatan ini, mari kita lebih agak fokus untuk ngebahas dimana kampanye dilakukan.<br />
<br />
Dalam judul disebut "di sekolah". Kenapa kampanye dilakukan di sekolah? Kenapa tidak dilakukan di kantor-kantor pemerintah atau swasta? Atau dilakukan di pasar, terminal, sawah, taman kota atau di tempat-tempat orang bekerja atau nongkrong yang lain?<br />
<br />
Perlu diketahui, pengguna sepeda onthel/pancal terbesar saat ini adalah siswa/siswi sekolah, bukan pegawai pemerintah/swasta, petani, makelar atau pedagang pasar (bakul rengkek-pun sekarang minim pesepeda). Sekolah yang siswa-nya masih banyak yang bersepeda-pun adalah di sekolah-sekolah pinggir atau luar kota. Ambil contoh: MTsN Tembelang atau SMPN Diwek.<br />
<br />
Oke. Lalu kenapa harus di sekolah. Toh di sekolah sudah banyak pesepedanya. Seharusnya, kan, kampanye dilakukan di tempat-tempat dimana pesepeda masih minim?<br />
<br />
Sudah saya sebut bahwa, siswa sekolah yang mayoritas pesepeda itu adalah bukan siswa sekolah yang ada di kota. Padahal, saat ini, kalau anda perhatikan bagaimana ruwetnya lalu lintas di pagi hari di jalan-jalan kota, terutama yang mengarah ke lokasi sekolah. Bak dawet dengan sedikit santan...<br />
<br />
Hampir semua siswa sekolah di Jombang menggunakan sepeda motor. Bersepeda, atau jalan kaki ke sekolah seolah menjadi aib!<br />
<br />
Padahal anda tahu kan dampaknya:<br />
1. Polusi udara bertambah, yang berdampak ke kesehatan dan lingkungan yang lebih buruk<br />
2. Karena kurang gerak, tentu secara fisik akan lebih lemah, dan dalam jangka panjang akan berdampak kepada kekuatan sebuah generasi bangsa<br />
3. Dari sisi ekonomi akan lebih boros<br />
<br />
Kampanye di sekolah, dilakukan dulu karena jauh lebih mudah dibanding di tempat-tempat lain yang saya sebutkan di atas.<br />
<br />
Selanjutnya kampanye ke siswa sekolah akan membawa dampak jangka panjang. Karena dari generasi yang sekarang masih belajar di sekolah, masyarakat 10-30 yang akan datang tersusun. Tentu jika ini dilakukan --seperti yang sering saya sebut-- secara istiqomah. Terus menerus.<br />
<br />
Kampanye bersepeda di sekolah akan sangat efektif jika guru serta pimpinan sekolah juga menggunakan sepeda untuk menuju sekolah. Sama halnya di kantor-kantor, akan efektif jika pimpinannya juga bersepeda saat menuju ke kantor. Lah wong sekarang ini, pimpinan kantor yang rumahnya mungkin 2 km dari kantor saja menggunakan mobil kok...<br />
<br />
Lalu, bagaimana kampanye bersepeda di sekolah di lakukan? Tentu pertama-tama harus kerjasama dengan pimpinan sekolah dan guru. Lalu membuat rencana-rencana bagaimana kampanye dilakukan.<br />
<br />
Selanjutnya, yang paling krusial juga, adalah membuat media kampanye yang efektif. Menarik bagi ukuran anak sekolahan. Misalnya film atau presentasi yang menarik, serta mencoba bersepeda...<br />
<br />
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1925366941060456&id=1586772191586601Muslimin-Abdillahttp://www.blogger.com/profile/10298518165638478242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2459706504430317662.post-23309704946433881702018-02-03T09:29:00.000+07:002018-02-03T09:29:12.842+07:00Piye Seh Kampanye Iku?Setelah posting "Sebagai Pengirim Gambar Harus Mengkampanyekan", ada beberapa pertanyaan yang saya terima. Pertanyaan tersebut intinya: piye carane kampanye? (Bagaimana caranya melakukan kampanye?).<br />
<br />
Hmmm, Ya... bagaimana caranya melakukan kampanye. Terutama, wa bil khusus, kampanye bersepeda. Bagaimana kampanye agar semua orang menggunakan sepeda pancal/onthel/angin sebagai alat transportasi, baik jarak pendek atau jarak jauh.<br />
<br />
Oke... begini, sudah banyak dibahas, manfaat dari bersepeda. Baik manfaat bagi kesehatan (fisik maupun psikis); manfaat bagi lingkungan; dan manfaat unyuk menjalin relasi antar sesama manusia. Yang terakhir ini, manfaat cari jodoh bagi yang jombloh bisa juga ter-realisasi loh.... Tentu bagi yang mau dan mampu. Ada yang mau tapi gak mampu, tapi ada juga yang mampu tapi enggak mau... contohnya... ah sudahlah...<br />
<br />
Lalu bagaimana mengkampanyekan manfaat-manfaat bersepeda tersebut kepada banyak orang?<br />
<br />
Sebagaimana yang telah dibahas dalam posting sebelumnya, kampanye adalah "upaya mempengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu". Jika menoleh ke manfaat-manfaat di atas, berarti bagaimana mempengaruhi orang lain untuk bersepeda dengan alasan manfaat-manfaat tersebut.<br />
<br />
Lalu, darimana memulai kampanye (mempengaruhi, kita artikan singkat gitu aja). Mudah! (Saya mah... orangnya gampangan kok..). Mulia dari orang paling dekat dengan anda. Dari istri, anak, saudara, tetangga, murid, bisa juga dimulai dari pacar (ini khusus bagi yang punya. Yang nggak punya, ya ngajak ibunya saja dulu). Atau bisa juga ngajak calon mertua, barangkali hal tersebut bisa manjadi poin awal hubungan mesra dengan mertua.<br />
<br />
Mengajak dan mempengaruhi orang lain dimulai dari satu orang dulu, tapi bisa juga dimulai dengan membuat ajakan ke banyak orang, melalui rapat umum, festival, brosur, iklan dan lain-lain. Tapi yang paling efektif adalah mengajak dari satu orang, berkembang dua orang, tiga, empat, lima dan seterusnya. Kemudian setelah banyak dikumpulkan/dikonsolidasikan bersama untuk menyepakati apa yang mau dilakukan. Wah... repot cak, angel cak... lek ngono. Lek gak pingin repot, gak pingin angel yo turu ae ndah... 😇.<br />
<br />
Jika sudah bisa menyepakati dan merancang kegiatan bersama, serta melakukan kegiatan secara bersama-sama juga, maka inilah yang dikatakan sebagai gerakan, yaitu gerakan bersepeda. Tentu kegiatan bersama tersebut adalah untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan agar semua orang bersepeda sehingga: sehat wal afiat, lingkungan bersih (ramah lingkungan), banyak relasi dan pasti akan nambah rejeki.<br />
<br />
Apa kegiatan bersama-nya? Mboh kegiatane opo ae!Muslimin-Abdillahttp://www.blogger.com/profile/10298518165638478242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2459706504430317662.post-57990631543332627992018-02-03T09:27:00.001+07:002018-02-03T09:27:42.355+07:00Sebagai Pengirim Gambar Harus MengkampanyekanKemarin Cak Arief Pierera menyentak saya. Hal ini yang mana setelah saya kirim gambar tentang manfaat bersepeda. "Bukan e wingi pun kulo kirim ten grup niki gus.. 😍 (gambarnya, red)", katanya, sekelabat setelah saya posting gambar manfaat bersepeda di WAG.<br />
<br />
Dengan gaya kalem dan penuh wuibawah (biar keliatan serius), kukatakan, "Oh iyo tah... kalo gt, sebagai pengirim hrs istiqomah utk mengkampanyekan".<br />
<br />
Kata-kata yang kusampaikan tersebut mengandung unsur: 1. Keharusan; 2. Istiqomah dan; 3. Kampanye.<br />
<br />
Unsur yang pertama menyampaikan pesan bahwa, apa yang kusampaikan adalah sebuah kewajiban. Tahu kewajiban kan? Bila dikerjakan dapat pahala dan bila ditinggalkan bisa berdosa. Tapi ada kewajiban kifayah, dimana jika satu orang sudah menjalankan, maka semua orang gugur kewajibannya.<br />
<br />
Unsur yang kedua, pesan yang kusampaikan harus dijalankan secara istiqomah. Biasanya, kalau bicara istiqomah, asosiasi pikiran semua lelaki gadungan akan menclok ke nama seorang perawan, atau janda muda beranak satu usia kurang 5 tahun. Bukan.... bukan... Istiqomah yang dimaksud adalah pekerjan yang diwajibkan itu dikerjakan secara terus menerus. Istiqomah membutuhkan kesabaran. Kesabaran membutuhkan energi. Energi membutuhkan asupan yang cukup. Karena itu, istiqomah butuh asupan pergaulan, diskusi, persaudaraan, pertemanan, paseduluran yang cukup. Karena semua ini adalah asupan dalam menjalankan pekerjaan bisa istiqomah.<br />
<br />
Sedangkan unsur yang terakhir: kampanye. Apa sih ini? Kampanye adalah upaya/pekerjaan untuk mempengaruhi orang lain (sebanyak2nya) agar bisa menerima gagasan baik kita, kemudian menjalankan secara bersama-sama.<br />
Nah... bagaimana meng-kampanye-kan gagasan dalam gambar "6 Manfaat Bersepeda"?<br />
<br />
Kampanye tersebut dianggap sebagai kewajiban kita (yang bisa digugurkan oleh satu dua orang, jika dianggap kifayah 😌), yang harus dijalankan secara istiqomah. Karena inilah salah satu tugas pesepeda kita, jika kita menjadi pesepeda ideologis yang "bersepeda tidak hanya untuk bersepeda".<br />
<br />
Bukankah begitu Rif...😁<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkq61fgG06CQl74IPP7REZ17LOFpAVtWMHhnvMnVNTY9ycW8ruJzgSg6-mBwxeybLGSDHKOE_Lusk-uViyDxjh4ZTiiYVb1MjGWjfqSpjfXR-858G5holzP1zmV-_hTRFH0g5xXTIaUvI/s1600/FB_IMG_1517624657098.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1130" data-original-width="720" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkq61fgG06CQl74IPP7REZ17LOFpAVtWMHhnvMnVNTY9ycW8ruJzgSg6-mBwxeybLGSDHKOE_Lusk-uViyDxjh4ZTiiYVb1MjGWjfqSpjfXR-858G5holzP1zmV-_hTRFH0g5xXTIaUvI/s320/FB_IMG_1517624657098.jpg" width="203" /></a></div>
<br />Muslimin-Abdillahttp://www.blogger.com/profile/10298518165638478242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2459706504430317662.post-9782980084748236282014-03-29T06:55:00.001+07:002014-03-29T07:03:53.441+07:00Pemilu Dan Peningkatan Ekonomi Masyarakat <b>Pembuka
</b><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Sebentar
lagi bangsa Indonesia akan menghadapi satu momentum penting dalam perjalanan
berbangsa dan bernegara. Dalam momentum lima tahunan tersebut, bangsa Indonesia
yang telah memenuhi syarat, secara keseluruhan memiliki hak untuk turut
berpartisipasi dalam menentukan arah kebijakan Negara. Momentum lima tahunan
tersebut adalah Pemilihan Umum.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Sebagaimana
yang disebutkan dalam Ketentuan Umum UU No 8 Tahun 2012, Pemilihan Umum
(pemilu) adalah sarana pelaksanaan keadulatan rakyat yang dilaksanakan secara
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam Negara Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Dalam
Undang-undang Dasar 1945 hasil Amandemen, Pemilu dibagi menjadi dua, yaitu
Pemilu Leagislatif dan Pemilu presiden dan wakil presiden. Pemilu Legisltaif
bertujuan untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten/kota dan Provinsi, Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia (DPR-RI) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Sedangkan Pemilu presiden
dan wakil presiden ditujukan untuk memilih presiden dan wakil presiden secara
langsung oleh rakyat Indonesia. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Pemilu
yang kedua ini mulai dilakukan di Indonesia dilakukan sejak tahun 2004. Pada
Pemilu-pemilu sebelumnya, pemilihan presiden dan wakil dilakukan oleh anggota
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Dalam Pemilu tersbeut, hanya anggota MPR
memiliki hak untuk memilih presiden dan wakil presiden, sementara rakyat
memilih hanya memilih anggota DPR yang otomatis menjadi anggota MPR.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<b><span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Pemilu
Sebagai Pelaksanaan Keadulatan Rakyat</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Sebagaimana
yang telah disebutkan di dalam Undang-undang Pemilu di atas (UU No. 8 Tahun
2012), Pemilu merupakan ajang pelaksanaan riil dari proses menjalankan
kedaulatan rakyat. Kenapa Pemilu dikatakan sebagai ajang pelaksanaan keadulatan
rakyat, karena dalam Pemilu rakyat sebagai pemilik kedaulatan diberi hak untuk
turut menentukan wakil-wakil mereka yang akan duduk di badan legislative (DPRD,
DPR-RI dan DPD) yaitu badan atau kelembagaan yang berfungsi dan bertugas
membuat kebijakan-kebijakan public yang akan mengatur kehidupan bernegara.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Di
dalam lembaga legislative tersebut, sebagaimana yang diatur dalam Undang-undang
No 7 Tahun 2009 Tentang Susunan dan Kedudukan MPR/DPR-RI, DPD-RI dan DPRD, wakil
rakyat yang dipilih oleh rakyat dalam Pemilu akan membicarakan dan menyepakati
apakah sebuah kebijakan public yang berupa Undang-undang (UU) bagi DPR-RI atau
Peraturan daerah (Perda) bagi DPRD (provinsi, kabuapten/kota) akan disahkan
atau tidak. Tanpa persetujuan lembaga legislative tersebut, Undang-undang atau
Peraturan Daerah tidak bisa dijalankan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif";">Sebagai
representasi rakyat yang dipilih secara langsung oleh rakyat, anggota
legislative memiliki fungsi yang juga diatur dalam Undang-undang tersebut.
Fungsi-fungsi tersebut antara lain:</span></div>
<ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo1;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Legislasi:
Fungsi legislasi dilaksanakan sebagai perwujudan selaku pemegang kekuasaan
membentuk peraturan atau undang-undang;</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo1;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Anggaran:
Fungsi anggaran dilaksanakan untuk membahas dan memberikan persetujuan
atau tidak memberikan persetujuan terhadap rancangan peraturan daerah
tentang APBD atau Undang-undang tentang APBN yang diajukan oleh pemerintah;
</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo1;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pengawasan:
Fungsi pengawasan dilaksanakan melalui pengawasan atas pelaksanaan
peraturan daerah dan undang-undang.</span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam melakukan
pengawasan anggota-anggota legislative memiliki hak yang melekat pada dirinya
sebagai wakil rakyat. Artinya, hak ini ada karena dia sebagai wakil rakyat, dan
hak ini tidak lagi melekat saat tidak lagi menjadi wakil rakyat. Hak-hak tersebut
antara lain:</span></div>
<ol start="1" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hak interplasi: Hak interpelasi
adalah hak anggota DPRD/DPR-RI untuk meminta keterangan kepada Pemerintah
mengenai kebijakan Pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak
luas pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hak angket: Hak angket adalah hak
anggota DPRD/DPR-RI untuk melakukan penyelidikan terhadap pelaksanaan
suatu peraturan daerah, undang-undang dan/atau kebijakan Pemerintah yang
berkaitan dengan hal penting, strategis, dan berdampak luas pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang diduga bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hak menyatakan pendapat: Hak
menyatakan pendapat adalah hak DPRD/DPR-RI untuk menyatakan pendapat
atas:<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>(a) Kebijakan Pemerintah atau
mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di tanah air atau di dunia
internasional; (b) Tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak
angket; (c) Dugaan bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden melakukan
pelanggaran hukum baik berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi,
penyuapan, tindak pidana berat lainnya, maupun perbuatan tercela, dan/atau
Bupati dan/atau Wakil Bupati tidak lagi memenuhi syarat sebagai Bupati
dan/atau Wakil Bupati.</span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dengan fungsi dan hak
yang diberikan kepada anggota legislative tersebut, maka sangat memungkinkan
bagi anggota legislative sebagai representasi rakyat dalam kehidupan bernegara.
Karena itu, anggota legislative yang dipilih oleh rakyat melalui Pemilu akan
betul-betul menjadi wahana bagi terciptanya kedaulatan rakyat, dan Pemilu akan
betul-betul menjadi proses pelaksanaan dari kedaulatan rakyat, dimana seluruh
rakyat memberikan hak suaranya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<b><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kedaulatan Rakyat Dan
Perwujudan Hak Asasi Manusia</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pemilu yang menjadi
salah satu proses dalam membangun kedaulatan rakyat, selanjutnya menjadi
kerangka kerja bagi upaya memproteksi, melindungi dan memenuhi hak asasi
manusia (Asbjorn Eide: 2001). Upaya membangun kedaulatan rakyat adalah sebagai
upaya untuk pelaksanaan penghormatan kepada hak asasi manusia. Dengan rakyat
yang berdaulat baik secara politik, ekonomi, dan sosial budaya, berarti ada jalan
terang bagi upaya untuk menghormati hak-hak rakyat dalam berbagai bidang
tersebut.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dibatasi oleh tema
dalam bahasan tulisan ini, fokus bahasan adalah dalam bidang ekonomi. Dalam hak
asasi manusia dikenal dengan Ecosoc (economic, social cultural) rights atau hak
sosial, ekonomi dan budaya. Di dalam hak Ecosoc ada hak ekonomi, yang juga
telah diakomodasi dalam UUD 1945 hasil amandemen. Hak hak tersebut antara lain:
hak untuk hidup layak, hak untuk bekerja dan dalam pekerjaan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hak-hak tersebut saat
ini terus diupayakan perwujudannya oleh Negara melalui berbagai program
pembangunan yang dijalankan oleh pemerintah dan disetujui oleh lembaga
legislative. Secara nasional, program-program tersebut antara lain berupa
P2MPD, P2KP, PNPM, PKH dan program-program yang dijalankan oleh pemerintah
daerah melalui berbagai dinas yang ada.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Pemerintah memiliki kewajiban yang mengikat
(harus dijalankan), karena disamping diperintahkan oleh konstitusi (UUD), juga
karena Indonesia telah meratifikasi <i>International</i> <i>Convenant on
Social, Economic and Cultural Rights</i> (Konvensi Internsional Tentang Hak
Sosial, Ekonomi dan Budaya).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<b><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Belum Terpenuhinya
Hak-hak Ekonomi</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam era reformasi
yang dimulai sejak tahun 1998, pelaksanaan Pemilu yang demokratis sudah
dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu Pemilu tahun 1999, 2004 dan 2009. Meskipun
pemilu yang menajdi pelaksanaan kedaulatan rakyat sudah dilaksanakan sebanyak
tiga kali dakam era reformasi ini, namun ternyata dalam relaitas kondisi
ekonomi rakyat tidak bertambah baik. Kesenjangan antara kelompok kaya yang
minoritas dengan kelompok miskin yang mayoritas ternyata bertambah lebar.
Jumlah orang miskin tidak berkurang secara signifikan, bahkan secara kualitas
bertambah buruk daripada era sebelumnya. Kenapa hal ini terjadi? Kenapa
pemerintah dan lembaga legislative yang dibangun melalui pemilu yang lebih
demokratis tidak mampu menciptakan kondisi ekonomi yang lebih baik?</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Setelah era reformasi
menggelinding, demokrasi betul-betul tumbuh subur di bumi Indonesia. Kebebasan
secara politik terbuka lebar. Siapapun dan ideology apapun bisa tumbuh dan
berkembang di Indonesia, tidak terkecuali ideology pasar yang mensyaratkan
kompetisi bebas bagi semua elemen ekonomi yang hidup di Indonesia. Tidak peduli
apakah peserta kompetisi tersebut tidak seimbang atau tidak sama kemampuannya.
Misalnya, bagaimana petani kecil yang memiliki lahan hanya kurang dari setengah
hektar dihadapkan secara langsung dengan pengusaha internasional yang bermodal
besar dan memiliki jaringan luas.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sampai saat ini,
ketika Pemilu sudah dijalankan selama tiga kali, ternyata wakil-wakil rakyat
dan pemerintah yang dipilih langsung oleh rakyat belum mampu memeprjuangkan
agar rakyat kecil dilindungi agar bisa bersaing secara fair dengan para pemilik
modal besar. Wakil rakyat dan pemerintah masih sibuk dengan persoalan-nya
sendiri. Sibuk dengan partai politiknya sendiri dan sibuk dengan birokrasi yang
dimiliki, bahkan banyak yang terjerat kasus korupsi. Tidak heran jika banyak
kebijakan public yang dihasilkan melalui proses legislasi tidak bisa
meningkatkan kemampuan rakyat yang diwakili secara ekonomi, bahkan tidak
sedikit kebijakan public, baik berupa Undang-undang atau Peraturan Daerah tidak
berpihak kepada public (rakyat). Contoh nyata dalam hal ini antara lain
Undang-undang tentang Air, Undang-undang tentang kehutanan dan aturan lain yang
berkaitan dengan agraria. Kebijakan yang lebih dekat dengan kita misalnya
tentang galian C. Tidak ada yang tegas dan jelas berkaitan dengan kebijakan
ini.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kebijakan lain yang dikeluarkan
pemerintah dan merugikan rakyat adalah kebijakan bebas bea masuk impor bagi
komoditas pangan termasuk kedelai. Kebijakan ini pernah dibuat pada tahun 2011
oleh menteri perekonomian Hatta Rajasa, dimana bea masuk impor komoditas pangan
menjadi 0 %. Kebijakan ini tentu akan memberatkan bagi petani Indonesia yang kalah
bersaing dengan komoditas impor yang harganya lebih murah. Petani, terutama
yang mengerjakan komoditas yang berkaitan dengan yang dibebas bea-akn tersebut
akan merugi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kebijakan terakhir
adalah kebijakan bea masuk impor bagi komoditas kakao. Kebijakan ini akan
menghadapkan petani kakao kecil Indonesia dengan petani bermodal besar yang
berasal dari berbagai Negara. Sudah bisa dipastikan petani tidak akan bisa
mampu bersaing dengan serbuan kakao dari<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>berbagai Negara tersebut. Kondisi mirip dengan menghadap-hadapkan
petinju amatir kelas ringan Indonesia dengan petinju professional kelas berat
dunia. Tentu ini sangat tidak fair, apalagi tanpa wasit dan berjalan bebas. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<b><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Upaya Memperbaiki
Kondisi</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Melalui Pemilu, kita
bisa menciptakan kondisi-kondisi tersebut bisa berubah. Secara demokratis,
hanya melalui Pemilu-lah kondisi tersebut bisa diubah. Dengan begini kita
berupaya menjauhkan pikiran dengan melalui cara-cara non-demokratis, misalnya
melalui kudeta atau pemberontakan. Kita ingat bagaimana salah satu partai
nasionalis yang memenangi Pemilu, karena kebijakan saat berkuasa tidak memihak
kepada rakyat, akhirnya dalam Pemilu selanjutnya kalah telak. Banyak yang
mengatakan, partai tersebut telah dihukum oleh rakyat dengan tidak memilihnya
lagi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Karena itu, jika
ingin melakukan perubahan politik, maka kita tidak boleh lagi memilih partai
yang nyata-nyata tidak melakukan pembelaan kepada rakyat. Kita mesti cari tahu
mana partai yang mendukung kebijakan pro-rakyat dan mana partai yang lebih
mementingkan kelompok-nya sendiri dan lebih memihak kepada pmeodal besar, perusahaan
nasional/asing, bahkan partai yang menggunakan harta Negara untuk memperkaya
petinggi-petingginya. Dengan tidak memilih partai tersebut, berarti kita sedang
menggunakan kedaulatan kita untuk menghukum partai tersebut, dan tentu berupaya
memperbaiki kondisi kita, terutama kondisi ekonomi. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sebaliknya, dengan
memilih kembali partai yang jelas-jelas tidak pro terhadap rakyat kecil,
berarti kita sedang berupaya untuk tetap membikin buruk diri kita sendiri. Jika
ada ungkapan “siapa yang berani bayar, maka itulah yang dipilih”. Ungkapan ini
jika menjadi sikap dan tindakan kita, maka sesungguhnya kita sedang terus
melanggengkan kondisi yang kita alami, bahkan bisa lebih buruk.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Secara logis bisa
dikatakan: kedaulatan yang kita miliki, kita berikan saat Pemilu dengan memilih
wakil yang kita teliti dan yakini memiliki kemampuan. Wakil yang kita pilih
akan mampu memperjuangkan kepentingan kita (hak-hak kita) melalui kebijakan
yang memihak ke kita. Pelaksanaan kebijakan tersebut, yang antara lain berupa
kebijakan ekonomi (pekerjaan, kesehatan dan pendidikan) bisa mempengarui
kondisi ekonomi kita. Inilah, kenapa Pemilu erat kaitannya dengan perbaikan
kondisi ekonomi.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></div>
<div style="mso-element: footnote-list;">
<br clear="all" /></div>
Muslimin-Abdillahttp://www.blogger.com/profile/10298518165638478242noreply@blogger.com0