Selama sekian minggu ini pikiran terus mencari cari. Namun yang dipikirkan adalah hal lama yang terpendam: dalam berjuang ini, sebaiknya lewat politik riil atau bergerak diluar itu? Satu sisi tarikan sangat kuat agar segera bergerak lewat politik riil, karena melalui inilah kita bisa mengubah kondisi yang saat ini dijangkiti oleh paham neo liberal. Bagaimana menggerakkan seluruh orang yang selama ini diorganisasikan oleh seluruh kawan yang berada dikampung-kampung, desa dan kota untuk segera masuk ke arena yang selama ini kita hanya sekedar sebagai penonton? Arena politik riil.
Memang, jika kita hidup dalam sebuah ikatan organisasi bangsa yang bernama negara, maka mau tidak mau kita berada dalam ikatan keputusan-keputusan yang dibuat oleh para pengambilnya dalam struktur organisasi negara. Ini bisa bayangkan, jika organisasi negara itu struktur-nya dikuasai oleh anasir yang selama ini memiliki paham 'dengan modal yang sekecil-kecilnya, untuk mendapatkan untung yang sebesar-besarnya', maka struktur negara itu akan mencabut subsidi (BBM, listrik, pupuk, telpon, air), karena dengan memberikan subsidi, maka negara akan mengeluarkan modal yang sebesar-besarnya, namun dengan untung yang sekecil-kecilnya. Berbeda ketika negera mencabut subsidi, maka negara akan mengeluarkan modal yang sekecil-kecilnya.
Karena itu, keputusan-keputusan itu harus direbut oleh orang (termasuk saya) yang berpaham 'dengan modal yang besar untuk keuntungan yang kecil'. Negara harus memberi subsidi, jika tidak, apa kerjanya negara. Apa kerjanya pengurus negara. Tidak lain pasti hanya membuat KTP. Negara dibentuk untuk menyamankan (baca: sejahtera) warga-nya. Negara punya modal besar dari pajak dan hasil alam yang melimpah, lalu dari situ dibelanjakan: dengan keuntungan sekecil-kecilnya.
0 komentar:
Posting Komentar