Minggu, 08 November 2009

Kebutuhan

Ini adalah tulisan lama, yang pernah dimuat di Media Sipil, sekitar tahun 2005-2006-an. Saya sendiri sudah lupa. Ini saya tampilkan karena masih relevan dengan kondisi saat ini, sebagai bahan renungan. Demikian.
--------------------------------------------------------------

Orang akan melakukan sesuatu atau bergerak karena mengejar satu hal. Satu hal ini sudah sekian lama menjadi bahasan manusia, bahkan mungkin sejak zaman pra-sejarah. Zaman ketika manusia belum mengenal tulis menulis. Satu hal tersebut adalah: kebutuhan. Ya…kebutuhan, menjadikan menusia secara sukarela berjuang mati-matian demi untuk memenuhinya. Karena tidak terpenuhinya kebutuhan, maka akan menghambat seseorang untuk tetap hidup. Karena itu pula, jangan pernah berharap orang akan bergerak jika bukan untuk memenuhi kebutuhannya. Kita tidak akan bergerak jika kita tidak butuh.

Orang-perorang atau sekelompok orang tidak akan pernah bergerak dalam hidup mereka, jika mereka sama sekali tidak memiliki kebutuhan dalam hidupnya. Karena itu patut dipertanyakan jika seseorang atau sekelompok orang bergerak, lalu berdalih saya tidak butuh apa-apa. Tentu ada beberapa tingkat kebutuhan, sebagaimana pernah ditulis oleh…entah Maslow, atau Erich Fromm, atau siapa…saya lupa. Mulai dari kebutuhan mendasar terhadap hal-hal dasar (makan, pakaian) sampai kebutuhan yang tidak bersifat materi (aktualisasi diri, biar dianggap). Upaya seseorang dalam menyelesaikan masalah jika dilihat secara teliti ternyata juga termasuk upaya memenuhi kebutuhan: kebutuhan untuk menyelesaikan masalah. Karena jika masalah tersebut tidak diselesaikan, maka akan menambah masalah baru. Karena itu ada kebutuhan menyelesaikan persoalan. Sebagimana seseorang yang butuh untuk bisa menikmati jalanan yang tidak rusak parah di beberapa wilayah kecamatan di Jombang.

Selama sebulan belakangan ini Yayasan Madani melakukan evaluasi. Evaluasi diikuti secara serius dan tajam oleh seluruh orang, terutama staf Yayasan Madani. Ini-pun karena seluruh orang yang bersentuhan dengan Yayasan Madani memiliki kebutuhan untuk lebih maju, kebutuhan untuk berubah. Jika tidak memiliki kebutuhan untuk terus berubah menjadi lebih baik, pasti….evaluasi yang dilakukan untuk melihat hasil dan proses pelaksanaan program tidak akan serius diikuti. Memang betul jika dikatakan bahwa, kebutuhan setiap orang yang terkait dengan Yayasan Madani berbeda-beda tingkat-nya. Ada yang butuh pada tingkat dasar, menengah dan butuh pada tingkat aktualisasi diri (non-material). Yang kebutuhannya pada tingkat dasar berharap bagaimana Yayasan Madani bisa memenuhi kebutuhan dasarnya, begitu pula yang tingkatannya lebih tinggi, juga akan berharap kebutuhannya bisa terpenuhi.

Selama bulan-bulan belakangan ini juga, Pemerintah Kabupaten Jombang mengepel jalan-jalan protokol dalam kota dengan ber-ribu-ribu kubik air yang disemprotkan dari mobil tangki milik Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Jombang. Dibelakang mobil tangki yang membuang ber-ribu kubik air dijalanan, berjejer pegawai honorer yang menyapu jalan layaknya mengepel rumah dengan sapu ijuk. Kenapa Pemerintah Kabupaten Jombang melakukan itu, padahal air semakin hari-semakin langkah? Padahal pemerintah sendiri membuat undang-undang agar air diirit-irit, agar rakyat tidak boros dalam menggunakan air. Ya…kenapa Pemkab Jombang membuat keputusan untuk “ngepel” jalan? Begitu juga, akhir-akhir ini Pemkab Jombang melalui Satpol PP secara agresif melarang PKL berjualan pada hari tertentu, serta melarang PKL tidak berjualan di samping pintu gerbang selamat datang kota, menafikan kebutuhan PKL yang ingin terus mendapat nafkah.

Kenapa Pemkab Jombang melakukan itu semua? Karena Pemkab Jombang memiliki kebutuhan. Apa kebutuhannya? mendapatkan penghargaan Adipura. Ya, mendapatkan Adipura. Ironis memang, penghargaan yang hanya menjadi kebutuhannya elit Jombang, bupati dan pejabat Pemkab Jombang, harus banyak mengabaikan kebutuhan rakyatnya. Kebutuhan memang banyak yang berbenturan, tetapi kebutuhan elit yang jumlahnya sedikit sering “dimenangkan” ketika berhadapan dengan kebutuhan rakyat yang jumlahnya banyak.

0 komentar: