Rabu, 21 Agustus 2013

KEPEMIMPINAN: Bagaimana Cara Mempimpin Yang Baik?

Dasar dari al Quran tentang membangun organiasasi dan kepemimpinan adalah dari surat Ali Imaron : 103 yang berbunyi “Dan berpeganglah kalian semua kepada tali (agama) Allah dan janganlah kalian semua bercerai berai….” Salah satu dasar yang lain adalah sebuah ungkapan dari sahabat Rasullah SAW, Umar bin Khottob RA yang berbunyi: “Tidak ada Islam kecuali dengan berjamaah (berorganisasi), tidak ada jamaah kecuali dengan adanya seorang pemimpin dan tidak ada pemimpin kecuali dengan ketaatan.”

Menurut ungkapan ini, berorganisasi dan kepemimpinan dalam Islam itu harus. Karena jika Islam tidak diorgansiasikan dengan baik, melalui kepemimpinan yang tangguh, maka Islam akan tercerai berai. Karena itu, beragama Islam harus mengikuti organisasi dan wajib mentaati pemimpin dalam organisasi tersebut.

Kepemimpinan berasal dari kata pimpin. Dalam bahasa arab kepemimpinan berarti al Imamah yang berasal dari kata dasar amma – yaummu – imamatan. Di dalam al Imamah (kepemimpinan) ada Imam dan ada Ma’mum. Imam berarti pemimpin dan makmum adalah yang dipimpin.

Dari sini bisa dikatakan jika kepemimpinan merupakan masalah manusia, karena yang memimpin dan yang dipimpin adalah manusia (Hadari & Martini: 2012). Kenapa dikatakan sebagai masalah manusia, karena kepemimpinan adalah “cara untuk mengorganisasikan manusia” dalam rangka untuk mencapai sebuah tujuan atau mimpi-mimpi manusia ke depan.

Karena itu, kepemimpinan merupakan cara seorang pemimpin dalam mengorganisasikan orang yang dipimpin. Pertanyaannya adalah bagaimana cara seorang pemimpin mengorganisasikan orang-orang yang dipimpin? Apa saja yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin dalam mengorganisasikan makmum atau jamaah? Pada akhirnya, bagaimana cara menjadi pemimpin yang baik?

Dalam menjawab pertanyaan yang pertama, tentang bagaimana cara seorang pemimpin mengorganisasikan orang-orang yang dipimpin. Untuk menjadi pemipin yang baik, seorang pemipin harus banyak mendengar, bertanya, kemudian membuat keputusan berdasarkan kepentingan orang banyak. Tipe pemimpin dengan cara seperti ini adalah tipe pemimpin yang partisipatif. Sebaliknya pemimpin yang tidak bisa mendegar dengan baik dan tanpa bertanya-tanya denga baik pula, kemudian dengan maunya sendiri membuat keputusan secara sepihak adalah tipe pemipin yang otoriter.

Sedangkan untuk menjawab pertanyaan yang kedua, apa yang butuhkan dalam memimpin, maka dalam memimpin sebuah oragnisasi perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

(1) Mengetahui tujuan bersama untuk apa berorganisasi: Menyusun tujuan bersama dilakukan dengan menanyakan kepada semua anggota organisasi tentang apa tujuan masing-masing dari mereka dalam beroragnisasi. Semua masukan dari semua anggota tersebut dikumpulkan menjadi satu dengan cara yang sama dijadikan satu dan yang berbeda ditambahkan, kemudian ditulis dalam sebuah kalimat menjadi tujuan bersama

(2) Mengidentifikasi persoalan-persoalan yang dihadapi dalam mencapai tujuan: Persoaalan-persoalan yang dihadapi dibagi menjadi dua, yaitu persoalan internal dan persoalan eksternal. Persoalan internal terdiri dari kelemahan-kelemahan dalam aturan-aturan, sumberdaya manusia, sarana (fasilitas), pendanaan dan lain-lain. Persoalan eksternal terdiri dari ancaman-ancaman dari luar yang berupa kebijakan dari luar organisasi, kondisi politik, kondisi sosial masyarakat di luar dan lain-lain

(3) Merencanakan program untuk menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut: Program adalah berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka untuk menyelesaikan persoalan-persoalan di atas. Misalnya, jika persoalannya adalah belum adanya aturan tentang keanggotaan, maka kegiatannya adalah membuat aturan tentang keanggotaan; jika masalah-nya adalah lemahnya sumberdaya manusia dalam hal IT, maka kegiatannya adalah membuat pelatihan IT dan seterusnya

(4) Melakukan monitoring dan evaluasi apakah kegiatan-kegiatan yang dilakukan sudah mengarah kepada tujuan Monitoring dilakukan untuk melihat, apakah kegiatan sudah dilakukan apa belum? Kalau sudah dilakukan, berarti sudah baik, dan jika belum belum, maka kapan akan dilakukan Eavaluasi dilakukan untuk melihat, apakah kegiatan (program) sudah mengarah kepada tujuan organisasi atau tidak. Kalau sudah mengarah apa yang bisa dipelajari dari menjalankan kegiatan-kegiatan. Kalau belum mengarah, apa langkah-langkah yang akan dilakukan agar kegiatan-kegiatan bisa mengarah kepada tujuan organisasi.

Yang terakhir, untuk menjadi pemimpin yang baik butuh kesabaran yang tinggi. Seorang pemimpin dari sebuah organisasi adalah berasal dari salah satu anggota organiasi tersebut, yang ditunjuk atau dipilih oleh seluruh anggota. Karena itu seorang pemimpin kedudukannya sama dengan anggotanya, yang membedakan seorang pemimpin dengan anggotanya adalah fungsi, tugas dan tanggungjawab-nya. Jika anggota mengusulkan keputusan, maka seorang pemimpin memutuskan keputusan tersebut untuk dilaksanakan.

Orang-orang yang tidak sabar tidak akan bisa menjadi pemimpin yang baik. Karena menjadi seorang pemimpin berarti harus melayani orang lain serta memanaj (mengatur) semua bisa berjalan dengan baik. Melayani anggota agar bisa mendapatkan hak-hak berorganiasinya. Mengatur agar kegiatan-kegiatan bisa berjalan dan dijalankan dengan baik oleh seksi-seksi yang telah ditunjuk. Mengatur agar kegiatan-kegiatan yang dilakukan tidak saling tumpang tindih. Menjaga hubungan baik dengan pihak-pihak lain.

Muslimin Abdilla Disampikan dalam MOS Madrasah Muallimin Bahrul Ulum Tambkaberas Jombang

0 komentar: