Rabu, 23 Mei 2018

Sholat Witir Itu Hanya Sekali Semalam

Sholat witir adalah sholat sunnah rawatib yang muakkadah (dikukuhkan/dibiasakan oleh Nabi SAW(). Tidak hanya sekedar sholat rawatib muakkadah, sholat witir bahkan menjadi sholat rawatib yang paling utama. Demikian hasil kajian Syaikhul Islam Muhyidin Abu Yahya Zakariyah Al Anshory, yang terdokumentasikan dalam kitab Fathul Wahab.
Kesimpulan Syaikh Zakariyah tersebut berdasarkan Hadist Nabi SAW yang diriwayatkan dari Imam at Tirmidzy dan al Hakim, “Sesungguhnya Allah memberikan pertolongan kepada kalian dengan sholat yang lebih baik dibandingkan dengan kemerahannya binatang ternak, yaitu sholat witir”.
Sholat witir juga terbilang unik, jika dilihat dari kategori sholat sunnah yang disunnahkan berjamaah dan; yang tidak disunnahkan berjamaah. Karena sholat witir masuk ke dalam dua kategori tersebut sekaligus. Tidak disunnahkan berjamaah, jika dilakukan di luar bulan Ramadhan dan; disunnahkan berjamaah, jika dilakukan di bulan Ramadhan.
Dalam kitab yabg disebutkan di atas, Syekh Zakariyah menyampaikan bahwa, bilangan rakaat sholat witir paling sedikit 1 (satu) rakaat, dan paling banyak banyak 11 (sebelas) rakaat.  Bagaimana jika ada seseorang yang mengerjakan sholat witir lebih dari 11 (sebelas) rakaat? menjawab masalah ini, dalam kitab tersebut, Syaikh mengutip sebuah Hadist Nabi SAW, yang diriwayatkan Imam al Daroquthny, menyatakan bahwa, jika seseorang mengerjakan sholat witir lebih dari 11 (sebelas) rakaat, maka sholat witir-nya tidak sah. Sebaliknya, jika sholat witir hanya dikerjakan 1 (satu) rakaat saja, maka hukumnya makruh.
Prosedur selanjutnya dalam mengerjakan sholat witir adalah: bagi orang yang menghendaki mengerjakan sholat witir lebih dari satu rakaat, boleh melanjutkan ke rakaat selanjutnya, dengan 1 (satu) kali tasyahud atau 2 (dua) kali tasyahud di 2 (dua) rakaat yang akhir. Namun dari keduanya ini, yang lebih utama yang pertama. Jika memang berkehendak melanjutkan ke rakaat selanjutnya (menjadi 2 atau tiga rakaat), maka tasyahud tidak boleh lebih dari 2 (dua) tasyahud.
Memisah rakaat sholat witir, dengan melakukan 2 (dua) rakaat dulu, kemudian dilanjutkan melakukan 1 (satu) rakaat, lebih utama (afdhal) daripada melanjutkan (menyambung) langsung 3 (tiga) rakaat.
Disunnahkan mengerjakan sholat witir sebagai sholat yang mengakhiri semua sholat malam. Terkait dengan ini, bagaimana dengan orang yang mengerjakan sholat witir berjamaah setelah melaksanakan sholat taraweh berjamaah di masjid atau musholla, kemudian dia tidur, dan bangun di sepertiga malam, lalu melakukan sholat tahajud. Apakah dia bisa melaksanakan sholat witir lagi? Menjawab problem ini, Syaikh Zakariyah menytakan dengan tegas bahwa, orang tersebut tidak diperkenankan mengulang sholat witir lagi. Pernyataan Syaikh Zakariyah ini digali dari Hadist Nabi SAW, “tidak ada dua sholat witir dalam satu malam”. Sholat witir hanya bisa dilakukan sekali dalam semalam. (ma)

0 komentar: